Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kompasiana si Roket Peluncur

22 Oktober 2023   15:14 Diperbarui: 22 Oktober 2023   15:23 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Presenter Media

Sebelum bergabung dengan Kompasiana saya sudah jadi narablog sejak 2009 dengan blog gratisan di Multiply kemudian membeli top-level domain yang saya taruh di Wordpress dan Blogspot. 

Mulai dari masa yang sama saya juga nyambi jadi ghostwriter untuk novel, memoar, buku nonfiksi, dan membantu menulis serta menyusun company profile di sela bekerja kantoran.

Walau sudah menekuni dunia kepenulisan dan jadi ghostwriter untuk buku-buku yang terbit di penerbit mayor, saya tetaplah amatir. Itu karena saya belum pernah menulis buku dengan nama sendiri. Pun lebih sering membuat cerpen untuk orang lain. 

Tambahan lagi saya tidak bergabung dengan komunitas menulis mana pun. Dulu bergabung di Lingkar Pena, tapi tidak aktif. Jadi Kompasianalah yang jadi roket peluncur mengangkat saya mengangkasa untuk turut menebar semangat literasi dan menyebar pandangan bahwa membaca dan menulis itu asyik.

Kelas Menulis

Saat sekolah mulai melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas di tahun ajaran 2021/2022, wali kelas bertanya kepada anak saya kenapa dia menyumbang untuk Pojok Baca sampai empat buku sementara teman-temannya paling banyak dua saja. Anak saya bilang karena di rumah sudah kebanyakan buku.

Sang guru bertanya lagi, "Memangnya ibumu kerja apa?"

Pertanyaan yang dilontarkan sang wali kelas itu menurut saya agak janggal sebab yang ditanya adalah pekerjaan ibu alih-alih bapak. Kemudian anak saya menjawab penulis. 

Esoknya ketika saya ke sekolah untuk mengambil nilai PTS (Penilaian Tengah Semester) sang wali kelas bertanya, "Ibu penulis, ya? Penulis apa, Bu?"

Saya menjawab blogger, content writer, dan ghostwriter, tapi beliau malah bingung. Lalu saya sarankan untuk membuka blog emperbaca.com. Beliau tambah bingung. Akhirnya saya bilang, saya penulis konten di Kompasiana, "Itu, lho, Bu, yang grupnya Kompas." Beliau lalu mengangguk-angguk.

Sepekan kemudian wali kelas menelepon meminta apakah saya bersedia mengajar 12 siswa di kelas menulis selama dua hari. Kelas itu dipersiapkan sekolah untuk mengikuti lomba artikel yang diadakah PWI Kabupaten Magelang. Syukurlah dari 12 peserta yang mengirim artikel, lima jadi juara di kategori yang berbeda.

Artikel yang dibuat kepala seolah juga berhasil menyabet juara harapan 1.

Beberapa pekan kemudian kepala sekolah SD di Kecamatan Mertoyudan mengirim pesan WhatsApp yang menanyakan apakah saya bersedia membimbing siswa di sana untuk ikut lomba menulis artikel yang diselenggarakan perusahaan daerah. Kali ini siswa yang ikut empat orang dan kabar yang saya dapat satu berhasil jadi juara dan artikelnya di muat di media massa lokal.

Dari situ saya beberapa kali diundang ke sekolah untuk mengisi kelas menulis singkat bagi guru dan siswa SD di seputar Kabupaten Magelang.

Menang Blog Competition dan Jadi Narasumber Webinar Kemdikbudristek

Artikel saya berjudul Gurunya Kompeten, Kurikulumnya Keren, Orang Tuanya Paten menjuarai blog competition yang diadakan Kompasiana bersama Kemdikbudristek yang diumumkan pada 11 April 2022.

Bukan cuma juara I, artikel itu juga nangkring di kompascom sebagai bagian dari program ekstensi Kompasiana. 

Beberapa waktu kemudian saya dihubungi oleh Mas Rifqi dari kompascom. Dia bilang karena saya pemenang pertama blog competition, saya diundang jadi narasumber webinar Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar yang diadakan Kemdikbudristek.

Webinar itu ditayangkan Live di YouTube kompascom dan Zoom dengan narasumber, selain saya, ada Sekjen Kemdikbudristek Ibu Suharti, Kadisbud Probolinggo Pak Fatur Rozi, dan penerima manfaat beasiswa kuliah Alur Bening Firdausi.

Alhamdulillah dari banyak orang yang saya tanya, termasuk guru-guru di sekolah anak, semuanya bilang kalau penjelasan saya bagus dan gak malu-maluin. Mungkin mereka gak enak, ya, kalau bilang jelek, heuheu! 

Saya akui moderator webinar Mas Yohanes Enggar dari kompascom sangat piawai bertanya sesuai kapasitas narasumber dan luwes berkomunikasi serta merangkai pembahasan demi pembahasan. Saya jadi nyaman sampai tidak sadar kalau webinar itu ditonton guru-guru se-Indonesia.

Juri MAPSI

Awal Agustus 2023 lalu saya ditelepon oleh wakil ketua KKG PAI Kecamatan Muntilan yang meminta saya jadi juri luar (maksudnya selain juri dari KKG) untuk cabang Karya Tulis Islami di Lomba Mata Pelajaran PAI dan Seni Islami (MAPSI) tingkat SD. Juri di cabang LKTI ternyata semuanya berasal dari luar KKG. Dua juri dari Disdikbud Kabupaten Magelang, satu kepala sekolah, dan saya.

Saya awalnya minder, tapi buru-buru saya hapus karena punya pengalaman setahun jadi wartawati di suratkabar nasional, jadi setidaknya saya juga bisa memperkenalkan diri sebagai "bekas wartawan" selain sebagai penulis.

Dari situ saya lihat juknis (petunjuk teknis) untuk lomba artikel nampak seperti skripsi mahasiswa. Untunglah saya dibolehkan memberi masukan yang kemudian saya usulkan supaya sistematika penulisan dibuat sederhana karena pesertanya masih SD. Kalau dari SD sudah diminta menulis seperti mahasiswa, mereka sudah horor duluan dan setelah lomba tidak bakalan lagi tertarik menulis.

Alhamdulillah masukan saya ternyata diterima. Mayoritas peserta menulis dengan susunan sederhana dengan hanya pendahuluan/latar belakang, isi, dan penutup dengan tambahan daftar pustaka. Sementara masih ada 2-3 peserta yang menulis dengan pembagian banyak bab diserta bab kajian pustaka.

Saya kemudian diminta membimbing juara 1 putra dan juara 1 putri untuk persiapan melaju ke tingkat kabupaten. Di tingkat kabupaten LKTI putri dari Kecamatan Muntilan berhasil dapat juara 3, sementara yang putra tidak. Juara 3 putri selisihnya lima poin dari juara pertama karena ternyata peserta harus menulis biodata, sementara perihal biodata tidak ada dalam juknis.

Sang guru menginformasikan andai si juara 3 menulis biodatanya, dia bisa jadi juara 1, seperti yang dibilang para juri di tingkat kabupaten.

Skala Kabupaten

Sampai sekarang saya masih sesekali dimintai tolong para guru untuk membantu bagaimana menulis artikel untuk keperluan naik pangkat dan penyuntingan buku. Beberapa guru TK di Kabupaten Magelang yang sedang menempuh sarjana pendidikan juga minta bantuan menyusun ide untuk dituangkan dalam bentuk makalah dan skripsi.

Membantu disini bukan artinya saya jadi joki, tapi sekadar mengarahkan apa yang harus mereka tulis menyesuaikan tema yang ingin dibahas.

Apakah semua kesibukan saya itu bisa berbanding lurus dengan penghasilan yang saya dapat? Tidak. 

Untuk kelas menulis durasi 2 jam saya dibayar Rp150.000. Untuk pendampingan artikel saya tidak dibayar, wong cuma mendampingi. Kalaupun ada yang memberi uang transpor, Alhamdullilah cukup untuk beli bensin atau naik Gojek. 

Saya lebih sering naik Gojek karena praktis daripada menyetir mobil sendiri. 

Lebih dari satu dasawarsa ada di dunia tulis-menulis menulis, siapa sangka ketika bersama Kompasiana justru saya melesat. Tidak pernah terbayang karena menulis awalnya cuma hobi yang saya lakukan sejak SD.

Jadi walau skalanya cuma sebatas kabupaten, Kompasiana telah jadi roket peluncur yang mendorong saya mengangkasa untuk membantu banyak orang agar senang membaca dan menulis. 

Membaca dan menulis itu hobi yang membebaskan jiwa dari kungkungan tekanan kehidupan dunia. Dan ternyata jalan kita ada bersama Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun