Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Penulis generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menjajaki Wisuda TK-SMA dari Kepentingan Anak yang Berasal dari Keinginan Orang Tua

21 Juni 2023   16:21 Diperbarui: 21 Juni 2023   23:04 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acara wisuda atau pelepasan yang disertai sambutan, penghargaan lulusan terbaik, dan unjuk bakat itu cuma acara puncak. Sebelumnya ada rangkaian kegiatan berkaitan dengan purnasiswa seperti festival atau pentas seni, darmawisata, sampai pengajian. Inilah yang sebetulnya memberatkan orang tua-sekali lagi-di sekolah negeri.

Pihak Kemdikbudristek melalui Plt Kabiro Kerjasama dan Humas Anang Ristanto menyebut bahwa wisuda merupakan kegiatan opsional, sebab berdasarkan Permendikbud 75 Tahun 2016 setiap kegiatan di sekolah harus disinergikan antara orang tua-komite-sekolah, termasuk wisuda. 

Gibran Rakabuming Raka, wali kota Solo, juga tidak keberatan dengan wisuda akhir sekolah karena merupakan momen sekali seumur hidup. Sebagai orang tua yang anaknya belajar di sekolah internasional, amat wajar kalau Gibran tidak keberatan. Tipikal orang tua di sekolah swasta memang suka kalau sekolah mengadakan beragam kegiatan termasuk yang sifatnya seremonial, sebab mereka mampu mengeluarkan uang supaya anak dapat pengalaman yang variatif.

Meski demikian dalam kapasitasnya sebagai wali kota, Gibran menyerahkan tentang wisuda kepada sekolah dan orang tua asalkan tidak memberatkan. Kalau ada pemaksaan dari sekolah, dia siap menerima laporan dari warganya.

Kemdikbudristek lewat Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo kemudian menegaskan wisuda tidak boleh jadi kegiatan wajib yang memberatkan orang tua/wali.

Keinginan Orang Tua yang Dijadikan Kepentingan Anak

Di sekolah anak saya SD negeri, tahun lalu biaya untuk keperluan perpisahan dan wisuda kelas enam menghabiskan Rp50 juta bagi enam puluh peserta didik. Tahun ini naik dua kali lipat jadi lebih dari Rp100 juta. Selain biaya pengajian, tamasya, dan wasana warsa, paguyuban juga memberi kenang-kenangan kepada sekolah (dalam bentuk sarana/prasarana), seluruh guru, dan karyawan.

Untuk wisuda juga harus menyewa aula gedung Perpustakaan Daerah karena aula sekolah tidak cukup menampung seluruh siswa kelas enam beserta orang tua/walinya.

Pada tahun-tahun ajaran sebelum pandemi melanda, acara purnasiswa selalu diadakan di aula sekolah dengan sederhana dan khidmat. Setelah sekolah kembali memberlakukan PTM (pembelajaran tatap muka) barulah ada acara pelepasan di aula Perpusda yang disertai rangkaian kegiatan pra-pelepasan.

Apakah anak-anak ini yang menginginkan wisuda dengan beragam acara pendampingnya? Tidak, semuanya inisiatif orang tua. 

1. Momen seumur hidup. Pelajar yang masih anak-anak dan remaja (usia SMA sekalipun) tidak mementingkan acara seremonial karena acara itu belum punya makna khusus bagi mereka.

Banyak orang tua mengakui kalau wisuda jadi momen berharga dan rasanya terharu sekaligus bangga melihat anak memakai toga setelah menuntaskan pendidikan di jenjang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun