Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Transformasi Menyusun Skripsi dari Internet Dial-up ke Fiber Optik

9 Mei 2023   20:00 Diperbarui: 9 Mei 2023   20:07 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Internet sudah jadi bagian hidup sehari-hari untuk mengakses pengetahuan, pendidikan, hiburan, dan membantu karir | foto: dokpri

Walau turun, kecepatan internet IndiHome itu sangat jauh lebih cepat dari saat saya bikin skripsi menggunakan dial-up yang kecepatannya cuma 56 Kbps. Jadi berbahagialah mahasiswa yang di rumahnya langganan IndiHome karena mengerjakan skripsi tidak perlu bolak-balik ke perpustakaan seperti setrikaan.

Dulu pakai internet dial-up berkecepatan 56 Kbps sekarang fiber optik di kecepatan 30 Mbps | foto: dokpri
Dulu pakai internet dial-up berkecepatan 56 Kbps sekarang fiber optik di kecepatan 30 Mbps | foto: dokpri
Plagiasi Skripsi

Dua tahun setelah lulus, saya diundang ke kampus untuk pelantikan anggota UKM (unit kegiatan mahasiswa) tempat saya dulu bergabung. Sewaktu menelusuri lemari buku untuk melihat koleksi di sana saya iseng ambil satu skripsi dan membacanya. 

Judulnya, kok, serupa dengan skripsi saya. Metode penelitiannya pun sama-sama framing berita dan media massa yang ditelitinya juga sama. Bahkan kata pengantar dan abstraksi dia menggunakan framing kualitatif juga persis seperti yang ada di skripsi saya.

Saya cuma membatin, ini skripsi, kok, kayak nyontek punya gw. Sama persis, cuma judulnya dibikin beda sedikit.

Ada rasa bangga sekaligus kecewa. Bangga berarti skripsi saya bagus untuk dijadikan acuan adik tingkat, tapi kecewa karena nampak kalau dia melakukan plagiasi.

Tapi memang analisis framing sudah digunakan di kampus-kampus negeri top sebelum saya melakukannya. Adik tingkat saya itu juga tidak menganalisis darurat militer Aceh yang saat itu sudah berakhir. Jadi mungkin berlebihan kalau menganggap skripsi saya diplagiat.

***

Di zaman apa pun menyusun skripsi sebetulnya memang tidak pernah mudah. Kalau saya menganggap mahasiswa zaman sekarang lebih mudah mengerjakan, itu karena saya membandingkannya dari kemudahan akses teknologi informasi yang mana sekarang memang eranya. 

Seperti dulu kalau mau lihat skripsi-skripsi bikinan kakak tingkat kita harus datang ke kampus dan mencarinya di perpustakaan. Sekarang mau lihat skripsi dari negara manapun tinggal cari di internet. Namanya juga zaman digital.

Maka manfaatkanlah kemudahan mencari ide, referensi, data, dan jurnal keilmuan di internet untuk membuat skripsi yang berkualitas dan bebas plagiat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun