Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Art Set Cici

13 April 2023   12:11 Diperbarui: 13 April 2023   12:15 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Assalamualaikum!"Cici masuk rumah setelah melepas sepatu dan menaruhnya ke rak di samping pintu.

Ibu yang sedang merajang bawang menjawab walaikumsalam dari dapur. 

Cici lalu menaruh tas di kamar dan mengganti seragamnya dengan kaus bercelana panjang. 

"Ci, mau buka puasa pakai apa?" Ibu datang menghampiri Cici ke kamar. "Telur dadar, nasi goreng, atau sup jagung? Es tehnya sudah di meja makan, tuh."

"Nasi goreng telur dadar saja, Bu." Cici mendongak melihat jam dinding. Lima menit lagi jam dua belas siang, saatnya buka puasa.

Ibu ke dapur lagi dan Cici mendongak melihat detak jam dinding di kamarnya sembari memikirkan alat mewarnai milik Lia teman sekelasnya.

Gadis cilik sembilan tahun yang duduk di kelas tiga itu masih mengingat ada spidol, krayon, cat air, dan pensil warna dalam satu wadah besar. Namanya Art Set.

Hari ini ada Pesantren Ramadan di sekolah. Murid kelas satu dan dua berkegiatan menghapal surat pendek, doa-doa harian, dan menyanyikan lagu-lagu Islami. Sedangan kelas tiga dan empat membuat dan mewarnai kaligrafi, juga mendengar dongeng Islami dari kakak yang diundang dari pondok pesantren dekat sekolah Cici.

Coba kalau aku punya Art Set, gambar kaligrafiku pasti bagus seperti Lia. Krayon dan pensil warna punyaku isinya cuma dua belas, tidak lengkap, Cici membatin.

"Cici, buka puasa!" panggil Ibu dari meja makan.

Cici keluar kamar tanpa menjawab panggilan ibunya, Dia lalu membaca doa berbuka puasa dan menyeruput es teh manisnya dengan lesu. Digigitnya secuil telur dadar tanpa menyantap nasi gorengnya. Dua kali Cici melihat ke arah ibunya yang sedang menyapu lantai dapur, ingin bicara, tapi malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun