Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Tidak Asal Mandiri, Anak Butuh Kemandirian Sesuai Usianya

18 Januari 2023   18:08 Diperbarui: 18 Januari 2023   19:13 2908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak mandiri (Sumber diolah dari Canva)

Membuat-anak-jadi-mandiri juga jadi alasan pemilihan makan siang berupa prasmanan di rumah makan dekat tempat pembuatan gerabah alih-alih nasi kotak. Pemilik biro meyakinkan dengan mengambil makanan sendiri di prasmanan anak akan dilatih antre, tertib, berani, dan tidak tergantung orang tua.

Nanti akan dibantu pelayan dari rumah makan juga, katanya. Yakin?! Itu anak kelas 2 yang usianya baru 8 tahun.

Anak tidak bisa menahan lapar lama-lama seperti remaja dan orang dewasa. Makanya untuk makan siang biasanya ada nasi kotak yang bisa dibagikan lebih cepat sehingga anak tidak perlu sampai gelisah menunggu antrean.

Orang dewasa saja tidak suka antrean panjang, apalagi anak yang harus menunggu antrean 60 teman-temannya mengambil makanan.

Kemandirian apa yang ingin dicapai melalui outing class? 

Saya bertanya kepada beberapa pendidik tingkat SD, apa, sih, sebenarnya manfaat outing class? 

Saya simpulkan bahwa outing class dapat meningkatkan kemampuan anak dalam menyerap materi di sekolah, mendekatkan siswa dengan alam, meningkatkan fokus dan antusias murid dalam belajar, serta dapat membangun suasana belajar yang aktif, interaktif, dan menyenangkan.

Hal yang sama tertulis di situs ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id di mana guru-guru menyampaikan tujuan outing class adalah untuk mendukung dan menunjang pembelajaran di kelas. Melatih kemandirian tidak disebut oleh para guru dalam tujuan dan hasil outing class seperti yang dimuat di situs tersebut.

Kemandirian yang Dipaksakan

Di tempat saya tinggal di Magelang ada pendidik yang sering diundang ke seminar parenting dan acara edukasi sekolah, namanya Kak Damar (walau sebenarnya dia sudah bukan kakak-kakak karena anaknya sudah SD). Dibanding para pendidik lain yang pernah saya hadiri seminarnya, Kak Damar ini "cuma" lulusan sarjana, tapi saya paling suka caranya mengedukasi orang tua yang out of our mind.

Satu yang paling saya ingat Kak Damar bilang, "Kita tidak harus sepakat dengan psikolog atau ahli parenting, kita hanya perlu sepakat dengan suami/istri untuk menerapkan pola asuh dan kemandirian yang ideal bagi anak kita."

Betul, makanya saya dan suami tidak sepakat dengan keputusan biro wisata yang memberi makan prasmanan untuk anak kelas 2 dengan alasan melatih kemandirian. Lebih ideal nasi kotak untuk anak kelas 2 dibanding prasmanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun