Supaya kemampuan AKM Literasi dan AKM Numerasi tercapai, sekolah melatih siswa kelas 5, 8, dan 11 supaya terbiasa mengerjakan soal-soal ala ANBK, sejak lama sebelum daftar peserta ANBK dikeluarkan oleh Kemdikbud.
Maka bisa dibilang kalau ANBK amat penting bagi sekolah karena jadi pembuktian kualitas sekolah tersebut. Skor akumulatif yang dihasilkan sekolah akan menjabarkan kompetensi mana saja yang harus dipertahankan atau ditingkatkan. Apakah kompetensi gurunya, peserta didiknya, fasilitasnya, atau bahkan karakter guru dan peserta didiknya.
Siswa dan ANBK
Siswa yang dipilih mengikuti ANBK ada 30 peserta utama dengan 2 peserta cadangan dari siswa kelas 5, 8, dan 11 yang dipilih secara acak dari sistem di Kemdikbud, bukan dari guru sekolah. Peserta cadangan gunanya untuk menggantikan peserta utama yang tidak bisa mengikuti ANBK saat hari H.
Soal-soal ANBK yang harus dikerjakan peserta semuanya adalah soal cerita untuk AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) Literasi dan AKM Numerasi. Soal dibuat dalam bentuk cerita bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir logis siswa.
Karenanya soal ANBK mudah dikerjakan oleh siswa yang terbiasa membaca (buku, majalah, berita online dsb), tapi sulit dikerjakan oleh siswa yang jarang membaca.
Siswa yang jarang membaca cepat bosan saat mengerjakan soal cerita dalam ANBK karena otaknya tidak terlatih untuk berpikir secara lambat.Â
Berpikir lambat tidak sama dengan otak lemot, ya, tapi berkaitan dengan kemampuan kognitif.
Menurut Dr. Ahmad Susanto, M.Pd, penulis buku Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar yang dimuat dalam blog Gramedia, mengatakan bahwa membaca dapat melatih kemampuan kognitif anak. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian.atau peristiwa.
Maka tidak aneh kalau kebanyakan peserta ANBK mengerjakan soal dengan asal-asalan alias asal memilih jawaban yang tersedia, tanpa membaca soal dengan teliti. Mereka cepat bosan karena otak tidak dibiasakan berpikir secara lambat untuk membangun kontruksi logis dalam memproses suatu informasi, seperti yang terjadi saat kita sedang membaca buku.
Sebagian dari peserta ANBK di sekolah anak kami bahkan tidak mengerjakan soal sampai selesai saat gladi bersih karena kehabisan waktu.
Ketidaksukaan anak pada membaca dapat dimaklumi. Semua peserta ANBK di jenjang SD-SMA adalah Gen Z dan Gen Alpha yang secara alamiah memang lebih suka nonton TikTok, YouTube, dan nge-game. Yang paling sering mereka baca selain pelajaran sekolah adalah pesan WhatsApp.Â