Ini mengingatkan saya pada serial Korea The Silent Sea yang tayang di Netflix. Dua episode pertama The Silent Sea itu gajelas banget. Sangat bikin ngantuk dan males lanjutin nonton.Â
Tetapi, kita menemukan keseruan saat menonton episode-episode berikutnya justru karena kisah lambat di episode awal itu menopang kisah lanjutannya.
Saat menonton episode ketiga, alur Rings of Powr tidak lagi lambat dan monoton. Plot sudah banyak berhias laga, terutama dengan Orc dan kejadian di Numenor, walau belum sebrutal House of the Dragon.
Numenor
Negeri yang berada paling barat dari Dunia Tengah ini baru muncul di episode 3. Di buku Unfinished Tales dan The Fall of Numenor karangan Tolkien, disebutkan bahwa Numenor mengalami masa kejayaannya di Zaman Kedua.
Bangsa Numenor juga dikisahkan paling terpelajar dengan budaya yang lebih maju dari bangsa di negeri-negeri Selatan. Pada The Rings of Power, Kapten Alandil menemukan Galadriel sang peri dan Halbrand si manusia terombang-ambing di atas rakit di tengah laut dalam keadaan pingsan.
Alandil membawa Galadriel dan Halbrand ke Numenor yang kemudian jadi kontroversi karena Numenor sudah memutus hubungan dengan bangsa peri.Â
Berkat Alandil, Galadril yang akan kabur dari Numenor justru menemukan rencana kebangkitan Sauron di Aula Pengetahuan milik Numenor.Â
Sementara itu, Arondir, yang juga peri, mulai menemukan titik terang ketika menemukan keberadaan Orc yang memperbudak warga desa di negeri-negeri Selatan.
Arondir
Tokoh paling dominan yang muncul di tiga episode pertama Rings of Power adalah Galadriel dan Arondir. Galadriel sudah kita kenal karena ada di trilogi film The Lord of the Rings, walau Galadriel yang ini adalah kepala pasukan, bukan peri yang bisa telepati dan penyembuh.
Sayangnya, walau termasuk tokoh dominan, Arondir ini tidak ada di buku Tolkien manapun. Demikian juga dengan Halbrand dan Bronwyn si penyembuh dari negeri Selatan, juga Nori si harfoot.Â
Maka sekali lagi saya sarankan, hilangkan bayangan tentang trilogi film LOTR saat akan menonton Rings of Powers. Walau embel-embel judulnya sama dan ada nama tokohnya yang juga sama, tapi latar zaman dan kisahnya berbeda. Dengan begitu, kita dapat menikmati serial ini tanpa membandingkan dengan filmnya.