Menyusul serial House of the Dragon yang tayang di HBO Go, pecinta genre fantasi dimanjakan lagi dengan The Rings of Power yang ternyata tidak diadaptasi dari novel The Lord of the Rings karangan J.R.R Tolkien.
Serial yang sudah berjalan tiga episode di Amazon Prime Video ini merupakan pengembangan kisah Dunia Tengah dan penduduk negeri-negeri Selatan yang mengalami Zaman Kedua setelah pertempuran Sauron dengan aliansi manusia-peri (elf).Â
Rings of Power yang satu musimnya akan memuat delapan episode ini diadaptasi dari buku Tolkien berjudul The Silmarillion dan Unfinished Tales.Â
Tokoh dan cerita dalam buku The Silmarillion, Unfinished Tales, dan trilogi The Lord of the Rings memang saling berkaitan.Â
Keterkaitan inilah yang dimuat dalam The Rings of Power. Itu sebabnya cerita, tokoh, dan bangsa yang tidak ada di film trilogi The Lord of the Rings, muncul di Rings of Power.Â
Karena itulah, saya sarankan bila ingin menikmati Rings of Power, bersihkan pikiran dari bayangan film The Lord of the Rings. Hindarkan membandingkan tokoh-tokoh dari bangsa peri di LOTR dengan yang ada di Rings of Power, karena walau namanya sama, karakter mereka sungguh berbeda.
Kemudian, bila pembandingnya adalah House of the Dragon, dua episode pertama Rings of Power memang rasanya membosankan.Â
Ketegangannya cuma ada di Tanda Sauron, itu pun seupil. Namun, bisa dimengerti kemonotonan itu karena, mungkin, sang sutradara ingin mengenalkan keberagaman tokoh dan bangsa lebih dulu.Â
Ini mengingatkan saya pada serial Korea The Silent Sea yang tayang di Netflix. Dua episode pertama The Silent Sea itu gajelas banget. Sangat bikin ngantuk dan males lanjutin nonton.Â
Tetapi, kita menemukan keseruan saat menonton episode-episode berikutnya justru karena kisah lambat di episode awal itu menopang kisah lanjutannya.
Saat menonton episode ketiga, alur Rings of Powr tidak lagi lambat dan monoton. Plot sudah banyak berhias laga, terutama dengan Orc dan kejadian di Numenor, walau belum sebrutal House of the Dragon.
Numenor
Negeri yang berada paling barat dari Dunia Tengah ini baru muncul di episode 3. Di buku Unfinished Tales dan The Fall of Numenor karangan Tolkien, disebutkan bahwa Numenor mengalami masa kejayaannya di Zaman Kedua.
Bangsa Numenor juga dikisahkan paling terpelajar dengan budaya yang lebih maju dari bangsa di negeri-negeri Selatan. Pada The Rings of Power, Kapten Alandil menemukan Galadriel sang peri dan Halbrand si manusia terombang-ambing di atas rakit di tengah laut dalam keadaan pingsan.
Alandil membawa Galadriel dan Halbrand ke Numenor yang kemudian jadi kontroversi karena Numenor sudah memutus hubungan dengan bangsa peri.Â
Berkat Alandil, Galadril yang akan kabur dari Numenor justru menemukan rencana kebangkitan Sauron di Aula Pengetahuan milik Numenor.Â
Sementara itu, Arondir, yang juga peri, mulai menemukan titik terang ketika menemukan keberadaan Orc yang memperbudak warga desa di negeri-negeri Selatan.
Arondir
Tokoh paling dominan yang muncul di tiga episode pertama Rings of Power adalah Galadriel dan Arondir. Galadriel sudah kita kenal karena ada di trilogi film The Lord of the Rings, walau Galadriel yang ini adalah kepala pasukan, bukan peri yang bisa telepati dan penyembuh.
Sayangnya, walau termasuk tokoh dominan, Arondir ini tidak ada di buku Tolkien manapun. Demikian juga dengan Halbrand dan Bronwyn si penyembuh dari negeri Selatan, juga Nori si harfoot.Â
Maka sekali lagi saya sarankan, hilangkan bayangan tentang trilogi film LOTR saat akan menonton Rings of Powers. Walau embel-embel judulnya sama dan ada nama tokohnya yang juga sama, tapi latar zaman dan kisahnya berbeda. Dengan begitu, kita dapat menikmati serial ini tanpa membandingkan dengan filmnya.
Meski nama Nori hanya dibuat untuk serial The Rings of Power, tapi ras Harfoot betul-betul ditulis Tolkien dalam prolog buku The Lords of the Rings.Â
HarfootÂ
Sewaktu Nori muncul dalam satu adegan dan menemukan Tanda Sauron di ladang, saya langsung berpikir mungkin Nori adalah hobbit yang menggantikan Frodo Baggins. Saya ternyata keliru karena Nori adalah Harfoot, bukan hobbit seperti yang ada di film The Lords of the Ring.
Berdasarkan novel karangan Tolkien, Harfoot adalah salah satu dari tiga jenis hobbit bersama dengan Stoor dan Fallohide. Frodo dan Samwise termasuk hobbit jenis Fallohide yang ukuran tubuhnya lebih tinggi dari Stoor dan Harfoot. Masih menurut buku Tolkien, Harfoot adalah nenek moyang Stoor dan Fallohide.Â
Di serial Rings of Fire hanya ada Harfoot dan tidak disebut sebagai hobbit. Rupa mereka lebih kecil dan berkulit lebih coklat dari hobbit yang kita tonton di film. Juga lebih kucel dan kusam dengan rambut kusut seperti tidak disisir bertahun-tahun.
Pemandangan AlamÂ
Lokasi syuting The Rings of Power sama seperti The Lords of the Rings yang berada di Selandia Baru. Pengambilan gambar outdor seluruhnya berlangsung di segala penjuru negeri tempat tinggal suku Maori itu. Maka pemandangan alam aduhai dapat kita nikmati di serial berdurasi satu jam ini.
Pemandangan alam yang indah juga jadi alasan orang Indonesia berwisata ke Selandia Baru, seperti dilansir New Zealand Tourism.
Namun, menurut Screenrant, syuting The Rings of Power musim kedua tidak akan berlokasi di Selandia Baru, melainkan di Inggris. Pemindahan lokasi syuting itu karena menyesuaikan eksplorasi dunia baru yang dideskripsikan di buku Tolkien.
Namun, sebelum menikmati pemandangan alam seperti apa yang ada di musim kedua, mari kita tunggu kelanjutan The Rings of Power episode ke-4 dan seterusnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H