Mereka ingin punya dunia sendiri selain dunia anak-anak dan dunia dewasa. K-Pop adalah dunia mereka.
Dengan membeli album fisik yang ada pernak-pernik bergambar idola, para remaja ini merasa dunianya makin menyenangkan selain belajar, les, ikut ekskul, dan membantu orang tua di rumah.
5. Mau yang serba gratis
Sama seperti film bajakan, musik bajakan juga marak karena ada demand (permintaan) yang tinggi.
Tahu sendirilah ya dengan ungkapan, "Kalau bisa dapat gratis kenapa harus bayar?". Ini yang bikin album fisik tidak laku karena yang gratisan pun mudah didapat.
Dulu berbagi musik bajakan dilakukan dengan saling berbagi antarkomputer dan antarponsel. Sekarang tambah gampang bisa download dari internet. Internetnya pun nebeng WiFi tetangga.
***
Oh, saya baru ingat. Album fisik belum benar-benar punah karena resto cepat saji yang resepnya dibuat oleh Kolonel Sanders masih menjual album musisi Indonesia yang di-bundling dengan ayam goreng, nasi, dan cola.
Saya punya beberapa CD lagu dari resto itu, tapi tidak pernah saya putar karena saya lebih suka dengar musik dari layanan streaming yang didengarkan di ponsel.Â
Jadi saya turut berkontribusi memunahkan album fisik para penyanyi Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H