Kalau liriknya tidak disertakan, cukup nikmati sampul yang belakangnya berisi kertas ucapan terima kasih si penyanyi kepada produser, mama-papa, teman-teman, dan tetangga yang selalu mendukung sampai album itu tercipta.
Penyanyi Indonesia yang mengikuti album fisik ala K-Pop mungkin cuma JKT48. Album fisik idol group ini masih banyak dibeli penggemarnya karena menyertakan 1-2 photopack dan poster personilnya.
2. Bocoran single atau album baru
Manajemen artis Korea selalu membuat video teaser, kisi-kisi, atau petunjuk yang menyuratkan bahwa si A, B, atau C beberapa waktu mendatang bakal mengeluarkan lagu baru.
Dengan begitu antusiasme fans bangkit dan mereka bisa siap-siap untuk beli album atau single baru itu dengan menabung atau merancang kata-kata untuk minta duit ke orang tua.
Penyanyi Indonesia jarang membuat teaser. Mereka lebih senang langsung meluncurkan single atau album di hari H dengan mengundang wartawan.
3. Penyanyi nyambi jadi pemain film dan sinetron
Di Korea jarang (ada, tapi takbanyak) penyanyi nyambi main film dan drakor. Mereka total di musik dan rutin menghasilkan karya baru.
Di Indonesia lumrah penyanyi nyambi main sinetron, film, jadi influencer, tim sukses calon presiden, bahkan komisaris.
Ada kalanya aktivitas di luar musik itu membuat waktu si musisi/penyanyi untuk membuat lagu baru jadi berkurang. Akibatnya penggemar jadi lama menunggu dan makin lama merasa idola mereka hilang dan tidak lagi ada kedekatan.
Karena tidak ada lagi rasa dekat dengan si penyanyi, maka penggemar tidak akan bela-belain beli album fisik. Download saja dari YouTube atau dengar dari Joox dan Spotify.
4. Target pasar
Faktor kedekatan penyanyi K-Pop dengan idolanya makin lekat karena, menurut koreatimes.co.kr, mayoritas penggemar ini berusia di bawah 18 tahun.
Pada masa ini mereka lebih mengikuti apa yang disukai teman sepergaulannya daripada orang tua dan keluarganya, karena merasa sudah gede.Â