Memang kamu tahu tempat galerinya di Bojong sebelah mana? June memulai obrolan lagi lalu memberi emotikon wajah senyum.
Tahu.
Balasan dari Sidiq yang-lebih singkat dari pemindahan kekuasan pada proklamasi kemerdekaan RI-membuat June kecewa setengah mati.
June memberi emotikon bergambar senyum lagi kepada Sidiq.
Tidak berbalas.
June menggeser ke fitur status untuk melihat apa yang dipos teman-temannya guna mengusir kecewa karena harapannya berlama-lama berbalas pesan dengan Sidiq tidak terwujud.
Ternyata ada status baru muncul dari Sidiq. Mata June membulat senang. Sidiq mengepos status berupa kartun perempuan dan kata-kata mutiara tentang wanita salihah yang jadi idamannya.
June ingin mengomentari, tapi gengsinya lebih tinggi dari rindunya, apalagi Sidiq tadi cuma menjawab alakadar. Bagaimana bila komentarnya nanti malah tidak dibalas?
Pukul sebelas malam June jatuh tertidur dengan ponsel terdekap di dadanya.
Sabtu pukul sepuluh pagi Sidiq datang lima menit lebih awal dari June, Jeni, dan adik Jeni. Dia menunggu berdiri di depan pintu galeri dan bersandar pada tiang besar. Tangan kirinya dimasukkan pada saku jeansnya sementara tangan kanannya memegang ponsel.
June senang bukan kepalang. Jantungnya bedebar dan mulutnya ingin terus menyunggingkan senyum. Persis remaja yang baru merasakan pengalaman suka-sukaan dengan lawan jenis.