Salah satu kerabat tetangga saya itu lalu melakukan cross-check ke puskesmas untuk menanyakan apa benar saudaranya positif Covid karena tokoh masyarakat dan kroninya bilang bahwa puskesmaslah yang menyuruh mereka melakukan karantina kepada si tetangga.
Ternyata puskemas tidak tahu-menahu soal karantina itu. Pihak puskesmas lalu melakukan tes antigen pada tetangga saya yang dikucilkan. Hasilnya tetangga saya dan tiga anggota keluarganya tidak ada yang positif Covid.
Trauma dengan pengucilan itu, kini tetangga saya sudah pindah ke kecamatan lain. Rumahnya di dusun sini dibiarkan kosong dan sesekali dibersihkan oleh kerabatnya yang masih warga sini juga.
Kembali ke soal oksigen. Kakak ipar almarhumah adik saya berpulang pada 7 Juli kemarin karena sulit dapat ICU.
Seminggu lamanya dia dirawat di IGD sementara keluarganya mencari ketersediaan ICU di RS di Jabodetabek. Setelah dapat ICU di RS Kartika Pulomas Jakarta Timur, oksigen yang menopang hidupnya ternyata habis.Â
Keterlambatan pasokan oksigen membuatnya tidak bisa bertahan dan akhirnya tutup usia.
Umur manusia memang di tangan Allah, namun manusia wajib berusaha sembuh, sekaligus wajib menjaga diri dari penyakit berbahaya yang dapat menulari dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H