Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nyawa di Tangan Oksigen karena Takut Dicovidkan

8 Juli 2021   13:29 Diperbarui: 8 Juli 2021   14:08 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekerja mengisi tabung oksigen untuk kebutuhan medis di Aceh. Foto: Antara Foto/Syifa Yulinnas via kompas.com

Sempat terjadi keributan antara keluarga dengan RS karena keluarga dilarang melakukan komunikasi dengan pasien dengan alasan pasien masih diisolasi.

Keluarga yang merasa wong ndeso tidak bisa apa-apa ketika adik mereka meninggal dimakamkan dengan protokol Covid.

Lalu di salah satu desa, masih di Kabupaten Magelang, ada 30 warga yang positif Covid. Sembilan dari 30 warga yang yang merasa dicovidkan oleh Kades melakukan tes usap antigen dengan biaya sendiri ke RS Aisyiah. 

Hasilnya ke-9 warga itu negatif. Mereka protes ke Kades kenapa didaftarkan sebagai penderita Covid-19 padahal mereka negatif.

Kades berdalih dapat laporan dari bidan yang pernah memeriksa mereka.  Karena data sudah terlanjur masuk ke Satgas jadi di desa mereka penderita Covid tetap dihitung 30 orang.

Dua puluh satu orang lain yang dicovidkan Kades akhirnya pasrah di karantina karena tidak punya duit untuk tes usap antigen mandiri.

Banyaknya cerita soal dicovidkan membuat orang desa takut ke rumah sakit karena kuatir sakit mereka berubah jadi Covid. Saya mendengar sendiri cerita dari para korban, separuh cerita lain saya dapat dari suami.

Bagi orang desa Covid itu serasa kutukan karena tidak semua tetangga menerima andai mereka kena Covid. Sebagian dikucilkan, rumah mereka diblokade, dan tidak diberi bantuan apapun.

Tetangga saya ada yang dicovidkan oleh tokoh masyarakat dusun hanya karena dia pernah menginap di rumah kakaknya yang masih satu kecamatan dengan kami.

Kakaknya baru datang dari Jakarta dan memang sakit, tapi sakitnya bukan Covid karena dari puskesmas setempat sudah melakukan tes.

Tapi, tetangga saya tetap kena imbasnya karena dianggap membawa virus. Dia disuruh karantina mandiri. Rumahnya diguyur karbol dan dipagar. Dia tidak bisa keluar dari rumahnya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun