Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Daerah, Bahasa Indonesia, dan "Keminggris"

29 April 2021   14:19 Diperbarui: 29 April 2021   14:22 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mirip seperti di Singapura dan India, bahasa Inggris di Malaysia juga punya bahasa pergaulannya sendiri yang diciptakan oleh kaum muda hasil mencampur dan memodifikasi bahasa Melayu dan Mandarin (kadang dengan Hokkian).

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Sayangnya, kalau tidak ada kesadaran menulis dan menuturkan Indonesia yang baik dan benar sesuai PUEBI, bangsa kita tidak lama lagi bakal sama dengan India dan Malaysia. Terseret bahasa Inggris dan lupa dengan bahasa ibunya, baik bahasa daerah maupun bahasa Indonesia.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mencatat ada 718 bahasa daerah yang masih aktif dituturkan oleh suku bangsa di Indonesia. 

Secara alami orang Indonesia sudah fasih dua bahasa sekaligus (bilingual) sejak masuk usia sekolah, yaitu bahasa daerahnya dan bahasa Indonesia. Hebat, kan!

Keragaman bahasa daerah itu juga tidak akan menenggelamkan bahasa Indonesia, justru memperkaya.

Bahasa Indonesia harus lebih banyak dipakai untuk bercakap-cakap dengan orang berbeda suku, pun harus lebih sering dipakai untuk penulisan berita, makalah, jurnal, dan sastra dengan memerhatikan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

Maka dari itu, supaya terhindar seperti negara-negara tetangga yang melupakan bahasa aslinya, maka Bahasa Indonesia harus dilestarikan dengan cara dituturkan dan ditulis sesering mungkin. Pidato kenegaraan pejabat yang wajib menggunakan bahasa Indonesia di forum internasional sudah tepat karena mencerminkan kebanggaan terhadap bahasa bangsanya sendiri.

Walau demikian, orang Indonesia yang ingin fasih berbahasa Inggris dan bahasa lain di dunia juga boleh, mana mungkin dilarang, karena orang bebas mencari pekerjaan dan kebahagiaan di belahan dunia manapun. Saya juga kadang belagak keminggris di Twitter supaya teman-teman yang tidak mengerti bahasa Indonesia bisa tahu isi twit saya.

Anda juga bisa melestarikan bahasa Indonesia dengan cara banyak membaca buku karangan penulis dan pengarang Indonesia dan menulis di Kompasiana.

Dapat K-Rewardnya juga lumayan, kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun