Simpelnya, lelaki penyuka clubbing akan "klik" dengan perempuan yang juga suka clubbing. Perempuan jebolan pondok pasti akan mencari lelaki yang pernah mondok pula, gak mungkin cari yang hedon. Itu saja sebenarnya sudah cukup kalau ingin nikah tanpa komitmen dan tanpa hak dan kewajiban yang seimbang antara suami-istri.
Pada zaman ini pemahaman bibit-bobot-bebet sudah bergeser dan tidak pas diterapkan baik oleh orang Jawa apalagi yang bukan Jawa.Â
Dianggap bahwa yang bibitnya bagus kalau ganteng dan cantik dan berasal dari orang tua terpandang. Bobotnya dianggap bagus kalau gelar akademiknya berderet-deret padahal ijazahnya palsu. Bebetnya bagus kalau punya duit banyak padahal tidak jelas darimana asal-usul duit itu.
Last but not least, kalau ada lelaki atau perempuan yang menyatakan bahwa dia mencari orang kaya untuk dinikahi karena pertimbangan bibit-bobot-bebet, itu namanya materialistik, bukan mengikuti filosofi yang sesungguhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H