Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Prestasi Ratu Catur dalam Pusaran Alkohol dan Kapsul Penenang di "The Queen's Gambit"

9 Desember 2020   19:09 Diperbarui: 10 Desember 2020   03:01 3476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.lifestyleasia.com/

Adegan Beth menangis mengenang Pak Shaibel ini sedihnya sungguh terasa. Air mata menetes seperti kalau menonton drama Korea. Hemm, saya tidak pernah nonton drama Korea, sih, tapi kalau film Korea, sering.

Apakah penonton bosan melihat serial sepanjang tujuh episode ini berisi catur terus dan catur melulu.

Tidak. Setiap episode selalu ada kisah baru yang dilakoni Beth untuk memenangkan pertandingan demi pertandingan.

Istilah-istilah catur dan nomor petak pada papan catur terus terang membingungkan bagi orang yang awam catur, tapi tidak sampai membuat kening berkerut, kita malah dinikmatinya sebagai pengetahuan baru.

Walaupun kilas balik tentang masa lalu Beth dibuat pada tiap episode yang berbeda, tapi kita tidak kesulitan merangkai masa lalu dan karakter Beth sampai pada kehidupannya sebagai ratu catur.

Kita juga akan menikmati bidak-bidak catur bergerak seperti menari di tangan Beth. Gemulai, anggun, namun perkasa.

Alih-alih bosan, penonton tidak akan berkedip menontonnya karena setiap detiknya mengandung keseruan dan cerita baru.

Tetapi, saya penasaran kenapa pertandingan catur dengan lawan dari negara lain selalu berlangsung pada malam hari dengan suasana yang temaram. Entah.

Oh ya. Saya memang bukan orang pertama yang menulis tentang serial ini. Sudah ada Om Pepih Nugraha yang membahasnya, juga ada selusin Kompasianer yang menulisnya. Tetapi saya punya gaya sendiri mengulasnya, yah. 

Karena hanya tayang sebanyak tujuh episode, The Queen's Gambit cocok ditonton mereka yang tidak suka menonton serial panjang dan bertele-tele.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun