Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sayuran Samin

30 November 2020   15:46 Diperbarui: 30 November 2020   18:45 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: clipart.library.com

"Ada apa dengan Ronal?"

Sally menyerahkan tas kulit warna coklat kepada Samin, "Ini titipan dari Bang Ronal. Dia minta maaf atas kelakuan jahatnya kepada Anda semasa sekolah. Dia juga minta maaf tidak bisa datang langsung kesini karena sedang berobat di luar negeri."

Samin menerima tas itu, "Apa isinya?"

"Isinya tidak seberapa. Mohon maaf kami tidak bermaksud apa-apa, hanya ingin minta maaf dan memberi kompensasi atas perundungan yang dilakukan Bang Ronal kepada Anda. Tolong maafkan Bang Ronal ya, Mas Samin," Sally berkata sehalus mungkin.

Sally sebenarnyalah ingin mengatakan bahwa Ronal sedang menanti ajal. Tapi tidak ada gunanya, sebab yang sangat dibutuhkan Ronal adalah maaf dari Samin bukan yang lain.

Ronal beberapa kali menyebut Samin dalam tidurnya dan Sally perlu waktu berminggu-minggu untuk mencari tahu siapa Samin dan melacak keberadaannya.

Jiwa Ronal pisah dari raganya setelah Sally membisikkan bahwa Samin telah memaafkannya dan bersedia menerima bantuan dari Ronal.

Dan Samin masih menyimpan lima puluh juta rupiah pemberian Sally di balik kasurnya. Motor matic hadiah dari Sally sedang dipakai Anto mengantar ibunya ke pasar.

Samin memanjatkan doa sepenuh hati kepada Sang Khalik untuk ibunya, untuk Ronal, untuk Sally, dan untuk semua orang yang dikasihinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun