Sebagai pembanding, YouTube mensyaratkan subscribers minimal 1000 dan telah ditonton selama 4000 jam dalam 12 bulan terakhir. Tanpa batasan usia minimum.
Karena sama-sama berbasis video, TikTok yang membayar penggunanya ini bisa jadi pesaing berat YouTube.Â
Meski demikian para Youtuber tajir berangkat dari video mereka yang lebih orisinil dan variatif ketimbang content creator TikTok yang bermula dari lipsync dan menirukan tarian yang sudah lebih dulu populer.Â
Tapi besar kemungkinan lama-lama pembuat konten TikTok bisa sevariatif dan sekreatif YouTuber karena kini banyak YouTuber merangkap juga sebagai TikToker.
Suka atau tidak, besarnya pengguna TikTok di Indonesia menambah panjang bukti bahwa orang lebih suka menonton dan membuat video daripada membaca dan menulis. Tetapi jumlah penulis tidak pernah berkurang karena jumlah pembaca juga tidak berkurang meski memang susah bertambah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H