Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Euphoria Umur 20-an Tidak Perlu Berlebihan

23 Juni 2023   16:49 Diperbarui: 23 Juni 2023   17:08 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketiga hal tadi, pekerjaan, cinta dan otak-tubuh itu sebenarnya bisa terus diperbaharui dalam umur 30-an, 40-an dst. Self-discovery bukan hanya terjadi di umur 20-an.

Soal pekerjaan misalnya, saya merasa saya sudah memilih pekerjaan yang cocok di umur 20-an. Setelah masuk 30-an, saya mendapat kesadaran bahwa pekerjaan itu sebenarnya tidak terlalu cocok dengan personality saya.

Saya kemudian mencari hal lain lagi untuk memuaskan dahaga jiwa saya. Ini juga saya kira terjadi pada orang lain. Banyak pengusaha besar yg menjadi sukses di fase umur setelah 20-an.

Soal percintaan juga begitu. Sebagai orang yang sudah menikah, saya merasa bahwa cinta perlu terus diperbaharui juga. Di umur 20-an saya memulai pernikahan tapi di umur 30-an sekarang saya merasa perlu memperbaharui cinta saya karena pasangan kita kan terus berubah. Kita perlu mengikuti perubahan itu.

Romantisasi masa lalu tidak terlalu bermanfaat untuk hubungan percintaan menurut saya. Kita perlu mencintai pasangan kita yang hidup sekarang bukan dirinya di masa lalu. Ini membuat sebenarnya untuk hal hidup bersama dengan pasangan, bisa dimulai kapan saja. Tidak perlu dibatasi di umur 20-an, 30-an dst.

Begitu juga dengan soal otak-tubuh. Sekarang ini masalah mental health sudah menyerang anak-anak dan remaja. Bukan hanya umur 20-an.

Singkat cerita, Umur 20-an tidak se-defining seperti yang Jay bilang.

Saya tidak memungkiri bahwa umur itu penting. Tapi itu tidak perlu membawa tekanan yang begitu besar bagi orang-orang yang akan melaluinya.

Diskusi ini mengingatkan saya pada teori Carol Dweck soal Growth Mindset dan Fixed Mindset. Jika kita berpikir bahwa satu fase umur di awal hidup seperti umur 20-an menentukan kehidupan kita selanjutnya, maka kita bisa terjebak dalam dalam FM.

Perlu ada perubahan mindset bahwa sebenarnya kita bisa terus belajar seumur hidup kita seperti dalam GM.

Umur 20-an itu penting dan perlu dirayakan. Tapi tidak perlu berlebihan karena kita bisa terus belajar dan memperbaiki hidup kita di umur-umur kita selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun