Ada tiga ranah yang menjadi fokus perhatian Jay dalam buku ini. Ketiga ranah itu juga menjadi aspek keresahan bagi pasien yang ditanganinya.
Ketiga hal itu adalah adalah pekerjaan, cinta dan otak-tubuh.
Secara kultural, memang dibicarakan oleh Jay itu adalah sesuatu yang lumrah. Umur 20an biasanya menjadi masa di mana orang mulai memperhatikan soal ketiga hal itu.
Secara khusus, Jay membahas bagaimana umur 20-an menjadi saat untuk menentukan identitas, membangun hubungan percintaan yang serius dan untuk memperhatikan kesehatan mental secara lebih intensif.
Umur 20-an saat seseorang mulai mempertimbangkan pekerjaan apa yang akan dijalani. Hal itu penting karena pekerjaan seringkali berkaitan dengan identitas kita. Begitu juga dengan kehidupan sosial. Fase umur itu kita mulai mempertimbangkan bagaimana hidup kita dipandang orang lain. Terutama kita mulai berupaya agar kita bisa kelihatan dewasa di hadapan orang lain.
Umur 20-an saat di mana seseorang mulai bosan dengan cinta-cintaan. Saat di mana seseorang memperhatikan hubungan serius dengan orang lain. Sebab di umur ini tuntutan hidup mulai tinggi, waktu juga mulai dirasa terlalu berharga untuk disia-siakan.
Umur 20-an juga saat di mana kesehatan mental dan fisik mulai memberi signal terhadap diri kita. Menurut Jay ini semacam tabungan yang akan menjadi lebih intens di tahun-tahun mendatang.
Sedikit banyak saya setuju dengan Jay soal ini.
Umur 20-an memang berpengaruh bagi kehidupan seseorang selanjutnya.
Refleksi saya pribadi, memang saya membuat keputusan besar dalam hidup di fase umur itu. Minimal ya saya memutuskan untuk menikah dan memilih pekerjaan. Dan keputusan itu berpengaruh bagi hidup saya yang sudah 30-an sekarang.
Namun, sebagaimana saya setuju dengan Jay, saya juga punya hal yang menjanggal. Terutama ketiga fase umur 20-an ini diromantisasi sedemikian rupa. Jay sendiri bukan meromantisasi, tapi menetapkan bahwa itu adalah fase yang menentukan kehidupan selanjutnya, judulnya saja "The Defining Decade."