Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Konversi Hutang Obligasi Rekap 1998 Untuk Makan Gratis

27 Januari 2025   09:45 Diperbarui: 27 Januari 2025   09:55 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: asia.nikkei.com)

Namun cita-cita tersebut tak sepadan dengan kapasitas fiskal. Nilai moneter ekonomi RI yang diukur dalam PDB hanya menciptakan rasio pendapatan sebesar 13 persen. Dari sinilah menjadi sumber pendanaan cita-cita pemerintah.

Jadi kalau PDB RI sekitar Rp.21.000 triliun, maka sumber pendanaan pembangunan yang diperoleh dari rasio penerimaan terhadap PDB hanya sekitar Rp 2.842,5 triliun.

Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia maju di tahun 2025, dana yang dibutuhkan adalah Rp.3.613,1 triliun. Dan untuk mewujudkan ekonomi tumbuh 8 persen, memerlukan investasi bruto domestik sekitar 30 persen hingga 35 persen dari PDB (saat ini)

Dengan demikian, untuk mengerek pertumbuhan ekonomi 8 persen, maka membutuhkan investasi sekitar Rp.6.267 triliun hingga Rp.7.306 triliun (Sumber : bank dunia-data diolah)

Dalam konteks APBN secara aktual, bila beban belanja meningkat (termasuk tekanan pembiayaan utang), maka ruang fiskal menjadi terbatas. Sebab itu dibutuhkan konsolidasi fiskal dan transformasi tata Kelola fiskal. Melampaui cara-cara konvensinal

Bagian penting dari konsolidasi fiskal adalah, manajemen pengelolaan utang pemerintah, pembiayaan dan risikonya. Termasuk diversifikasi pembiayaan utang. Tidak dengan skema ponzi atau revolving; seperti saat ini

Gagasan konversi kewajiban obligasi rekap di masa lalu yang menjadi kewajiban saat ini (long-term fiscal liabilities), adalah cara mendiversifikasi pembiayaan utang dan meminimalkan risiko.

Mengeluarkan beban utang rekap obligasi 1998 dari neraca APBN dan dikelola secara prudent di luar APBN oleh pemerintah/BUMN. Bisa dengan skema seperti special reserve fund, debt-to-equity swap dan pembiayaan kreatif lainnya

Tujuannya adalah menjaga fondasi fiskal agar tetap akomodatif terhadap berbagai cita-cita mulia pembangunan. Termasuk program makan bergizi gratis yang menjadi salah satu cita-cita luhur presiden Prabowo *

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun