Pemerintah harus kreatif dan inovatif dong. Anda dibayar negara untuk berfikir keras dan bekerja keras. Bukan pakai cara konvensional. Pangkas belanja sana sini atau terbit utang baru.
Keluar dari cara-cara konvensional
Pemerintah perlu pakai cara-cara out of the box. Konversi saja obligasi rekap tersebut menjadi instrument lain seperti saham untuk menjaga neraca bank.
Atau menjadikan kewajiban pembayaran kupon sebagai bentuk pengeluaran berbeda (bukan APBN) agar tidak mempengaruhi neraca fiskal langsung.
Mengalihkan cara pembayaran kupon ini melalui mekanisme atau sumber pendanaan lain di luar anggaran belanja rutin pemerintah. Penjelasan teknokratisnya dapat diuraikan
Pemerintah saat ini memiliki lembaga pengelola investasi seperti SWF, INA atau Dinantara. Lembaga-lembaga ini bertugas mengelola aset negara. Dari sini, pendapatan tertentu dapat digunakan untuk bayar kupon obligasi rekap
Pemerintah bisa buat policy kreatif melalui dana Cadangan khusus (special reserve fund) untuk bayar kewajiban kupon. Sumber dana ini dari pajak sektor tertentu, atau dividen BUMN.
Pemerintah juga bisa melakukan debt-to-equity swap. Menukar sebagian atau seluruh kewajiban bunga obligasi menjadi kepemilikan ekuitas di bank peserta rekap.
Pemerintah dapat mengubah sebagian atau seluruh kewajiban bunga yang harus dibayar oleh pemerintah kepada bank (pemegang obligasi) menjadi kepemilikan saham pemerintah di bank-bank yang terlibat.
Dengan menukar kewajiban bunga yang semula harus dibayar oleh pemerintah kepada bank (pemegang obligasi rekap) menjadi saham ekuitas di bank-bank tersebut.
Pemerintah tidak lagi harus membayar bunga kepada bank-bank tersebut, karena bunga yang seharusnya dibayar telah digantikan dengan saham. Ini mengurangi beban pembayaran bunga terhadap APBN