Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Konversi Hutang Obligasi Rekap 1998 Untuk Makan Gratis

27 Januari 2025   09:45 Diperbarui: 27 Januari 2025   09:55 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: asia.nikkei.com)

Dengan kata lain, daripada pemerintah terus membayar bunga kepada bank-bank pemegang obligasi, pemerintah menggantinya dengan memberikan saham ekuitas di bank sebagai bagian dari rekapitalisasi.

Hal ini memberikan bank-bank pemegang obligasi kepemilikan saham yang berpotensi menghasilkan dividen, menggantikan pembayaran bunga yang sebelumnya diterima.

Secara keseluruhan, perubahan ini mengurangi beban anggaran pemerintah (karena tidak lagi harus membayar bunga obligasi). Namun memberikan bank-bank tersebut potensi pendapatan melalui dividen dari saham yang dimiliki.

Apakah berdampak pada modal bank? Dividen dari konversi kupon menjadi saham (ekuitas) tersebut sebagai imbalan atas kewajiban pemerintah yang sebelumnya dalam bentuk pembayaran bunga obligasi.

Dengan penambahan modal, bank menjadi lebih sehat secara finansial, dan rasio CAR akan meningkat, yang sangat penting untuk memastikan bank dapat memenuhi ketentuan peraturan yang lebih ketat.

Dengan demikian, skema ini menghindarkan APBN dari beban kupon obligasi rekap yang tiap tahun. Rumit? Ya tentu rumit, tapi pemerintah harus menempuh cara non konvensional untuk menjaga fondasi fiskal

Fondasi fiskal

Konteks diskurs ini adalah menjaga fondasi fiskal agar tetap kokoh. Feasible untuk seluruh program prioritas atau Asta Cita. Sederhananya quick win untuk menggapai Asta Cita.

Dengan fondasi fiskal yang fleksibel, pemerintah bisa wujudkan cita-citanya. Dus APBN itu ber-isi cita-cita mulia pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya.

Kesalahan kita adalah memahami APBN seolah-olah uang cash yang ada di tangan pemerintah. Padahal, APBN hanya berisikan cita-cita luhur pemerintah untuk mensejahterakan rakyat. Melalui konsolidasi fiskal, cita-cita dalam APBN dapat diwujudkan

Cita-cita boleh saja tinggi. Ekonomi tumbuh 8 persen, bisa kasi makan bergizi gratis untuk investasi SDM, swasembada pangan dan energi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun