Kata pemerintah, duit untuk program makan bergizi gratis (MBG) sebesar Rp.71 triliun tidak cukup. Hanya sampai bulan Juni 2025.
Kalau mau lanjut (Juli-Desember 2025), harus tambah duitnya menjadi Rp.143 triliun. Lantas dari mana sumbernya?
Selain intensifikasi dan ekstensifikasi fiskal, penghematan yang dieksekusi melalui Inpres 2025 adalah cara lain. Nilainya sekitar Rp.300-an triliun. Tapi ini dampaknya kompleks. Karena birokrasi harus menyisir anggarannya satu per satu untuk dipangkas.
Kalau begitu pakai cara-cara extra ordinary. Konversi saja bunga rekap obligasi yang menjadi beban fiskal saat ini hingga Rp.430 triliun.
Tiap tahun menjadi beban fiskal (menjadi belanja APBN dari sisi pembayaran kupon bond kepada perbankan pemegang obligasi rekap).
Kisaran beban kupon obligasi rekap itu Rp.30 triliun -Rp.40 triliun tiap tahun. Jadi uang rakyat (APBN) digunakan untuk bayar kupon obligasi yang disalahgunakan atau dikorupsi
Penghapusan, atau konversi ini "utamanya" ditujukan pada obligor-obligor hitam. Koruptor BLBI. Kan rekap obligasi ini lanjutan dari BLBI (setelah gagal memanfaatkan suntikan likuiditas melalui BLBI/dikorupsi).
Ceritanya, "dulu (1998) bank-bank mengalami tekanan likuiditas. Punya masalah Capital Adequacy Ratio (CAR)," lalu di-bailout melalui BLBI, tapi gagal/disalahgunakan/dikorupsi. Lalu pemerintah ambil alih krisis ini
Skema ambil alih masalah korupsi BLBI ini melalui dukungan fiskal dalam bentuk menerbitkan rekap obligasi. Lalu dikorupsi lagi."Hingga kini, bunga rekap obligasi masih menjadi beban APBN tiap tahun.
Pertanyaannya, apakah kupon obligasi ini dikonversi, bank akan mengalami kekurangan asset likuid? CAR dan profitabilitasnya tergerus? Bisa berdampak serius dan sistemik? Belum tentu