Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kado Tahun Baru: PPN 12% Secara Umum Dibatalkan

1 Januari 2025   23:52 Diperbarui: 2 Januari 2025   10:52 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konferensi pers presiden dan Menkeu (Sumber: Kaidah.ID)

Dari sumber pimpinan KomisiXI DPR RI, Misbakun, ia katakan PPN barang mewah ini hanya mampu mengerek penerimaan Rp.3,2 triliun pada APBN 2025 dan kehilangan potensi penerimaan Rp.75 triliun bila PPN naik menjadi 12%.

Dengan penerimaan PPnBM yang kecil, maka konsolidasi fiskal yang diharapkan tidak optimal. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mendiversifikasi penerimaan pajak selain pajak konsumsi

Melalui digitalisasi core tax system, basis pajak diharapkan semakin meningkat. Sumber basis pajak lain seperti pajak minuman berpemanis, pajak karbon, pajak plastik dan pajak digital perlu dioptimalkan.

Dari sini (diversifikasi penerimaan pajak), bila diestimasi secara kasar, total potensi penerimaan bisa mencapai sekitar Rp156-256 triliun per tahun. Dengan ini akan memperkuat daya fiskal.

Dengan rasio pajak terhadap PDB yang mentok 9% atau 10%, rasanya potensi basis pajak RI masih sangat luas. Bila PDB 2025 sekitar Rp.23.000 triliun, artinya ada sekitar Rp.20.930 triliun potensi basis pajak yang belum tersedot ke dalam ekonomi

Namun, tak semua potensi ini dapat langsung diserap, karena sebagian PDB berasal dari sektor informal, sulit dipajaki secara langsung. Pengelakan pajak (tax evasion) dan penghindaran pajak (tax avoidance) masih menjadi tantangan besar. Butuh kerja keras pemerintah dan menempuh cara-cara konvensional, bertumpu pada pajak konsumsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun