Lazimnya selain keluarga inti mempersiapakan dan, ada pihak saudara dan tanta (woe) juga terlibat dalam mendukung acara tersebut.Â
Pelaksanaan Kapu agu Naka
Setelah informasi diketahi oleh semua keluarga di dalam dan diluar kampung (ata one dan ata peang), maka mengundang pihak anak rona. Agar anak rona merelakan waktu untuk hadir dalam acara.
Waktu dan Tempat
Pertama, manuk tei wie leson acara. Ayam sebagai tanda pemberi tanggal kepada sesama, leluhur dan Tuhan. Ayam jantan putih adalah benda persembahan. Lazimnya dilaksanakan di gendang atau dibangka (rumah pertma leluhur dalam satu garis keturunan). Dibuat pada malam hari yang dihadiri oleh pihak anak rona, woe, ata itan acara, dan sub klan lain dalam satu kampung.
Mata acara kedua, adalah barong wae teku. Pergi di sumber mata air sebagai rasa terima kasih kepada alam yang telah menyediakkan air. Seraya memohon kesehatan dan perlindungan bagi segenap anggota keluarha besar. Bahan persembahan biasanya ayam jantan putih.
Ketiga, barong compang. Memohon kepada leluhur dialtar persembahan adat. Doa memohon lewat perantaraan leluhur. Benda yang digunakan adalah ayam jantan putih.
Keempat, barong boa. Meminta restu dari leluhur serta memohon segala kebaikan seperti kesehatan, rezeki dan perlindungan. Bahan yang digunakan, lilin dan telur. Doa secara adat untuk memnaggil leluhur agar hadir di tempat acara.
Kelima, Oke saki (memyucikan diri) di kali atau sungai. Disini kita harus mandibatau mencuci muka, seraya memohon pembebasan atas noda atau dosa asal. Baik dosa pribadi maupun yang melekat karena ikatan darah turunan. Bahan yang digunakan telur atau ayam jantan hitam. Waktu biasanya sore hari jam 3 sampai jam 5.
Barong wae dan barong compang boasanya dilakukan secara bersamaan. Dan setelah pulang harus bertemu di compang atau salang dangka.
Kelima, manuk bakok di rumah yang menjadi pusat acara. Sebagai tanda kita sudah dibersihkan dari noda dosa di sungai dan sudah memohon restu lewat leluhur dan alam semesta.