Mohon tunggu...
Yahya
Yahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030063 ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

suka olahraga

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Geblek dan Tempe Benguk: Makanan Tradisional Khas Kulon Progo, Yogyakarta yang Menggugah Selera

23 Juni 2024   18:08 Diperbarui: 23 Juni 2024   18:21 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tvonenews.com

Ketika membicarakan makanan khas Yogyakarta. makanan gudeg dan bakpia pasti langsung terlintas dipikiran oleh sebagian masyarakat. Hal ini memang wajar karena banyak penjual yang menyediakan gudeg dan bakpia di berbagai sudut kota, menjadikannya mudah ditemukan dan dinikmati kapan saja.

Tapi tahukah ada makanan yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang jarang diketahui oleh orang-orang, tepatnya didaerah Kulon Progo terdapat makanan khas yang bernama geblek. 

Geblek adalah camilan yang sering dianggap mirip dengan cireng. Persamaan antara keduanya terletak pada bahan baku utama yang digunakan, yaitu tepung tapioka. 

Namun, terdapat perbedaan yang jelas antara keduanya. Geblek biasanya dibentuk bulat pipih atau lingkaran kecil, sedangkan cireng lebih bervariasi dalam bentuk dan ukuran. Geblek memiliki tekstur kenyal di dalam dan renyah di luar, dengan cita rasa gurih yang khas dari bawang putih dan garam.

Salah satu warung yang menjual geblek adalah Warung Geblek Papa Yan yang terletak di Jalan Sentolo-Nanggulan, Nanggulan, Jati Sarono, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Warung ini telah berdiri sejak 10 tahun yang lalu dan menjadi salah satu tempat favorit bagi para pecinta kuliner tradisional di daerah tersebut.

  dokumen pribadi (suasana di sore hari)
  dokumen pribadi (suasana di sore hari)

Geblek yang dijual di Warung Geblek Papa Yan sangat terkenal karena rasanya yang autentik dan kualitasnya yang terjaga. Untuk harga geblek, warung ini menawarkan paket yang sangat terjangkau. 

Setiap 10.000 rupiah, pelanggan dapat mendapatkan 16 buah geblek goreng. Selain geblek yang sudah digoreng, warung ini juga menyediakan geblek mentah yang belum digoreng, sehingga pelanggan bisa menggorengnya sendiri di rumah sesuai selera. Geblek mentah ini dibanderol dengan harga 13.000 rupiah per bungkusnya.

Tidak hanya geblek, warung ini juga menjual berbagai camilan tradisional lainnya. Salah satu yang populer adalah tempe benguk, yang dihargai 2.000 rupiah per buah. 

Tempe benguk adalah camilan tradisional yang dibuat dari kacang benguk, yang memiliki rasa khas dan tekstur yang unik. Selain itu, warung ini juga menjual tahu bulat seharga 2.000 rupiah per buah. 

Tahu bulat yang digoreng hingga renyah di luar dan lembut di dalam ini menjadi favorit banyak pelanggan. Selain camilan-camilan tersebut, Warung Geblek Papa Yan juga menyediakan berbagai jajanan ringan seperti kerupuk dan lain-lain.

sumber gambar: dokumen pribadi
sumber gambar: dokumen pribadi

Menurut Suwarsih, seorang karyawan di warung tersebut, Warung Geblek Papa Yan cukup ramai pembeli, terutama di sore hari. "Banyak orang yang mampir setelah pulang kerja atau sekolah untuk membeli geblek dan camilan lainnya," ujarnya. 

Suwarsih juga menyebutkan bahwa penjualan di warung ini meningkat signifikan selama bulan Ramadan. "Ketika bulan puasa, banyak orang yang membeli geblek dan camilan lain untuk berbuka. Warung kami bisa lebih ramai dari biasanya," tambahnya.

Warung Geblek Papa Yan tidak hanya menjadi tempat favorit bagi warga lokal, tetapi juga menarik perhatian wisatawan yang datang ke Kulon Progo. Banyak wisatawan yang penasaran dan ingin mencicipi geblek langsung dari tempat asalnya. 

Kualitas dan rasa yang ditawarkan oleh Warung Geblek Papa Yan menjadi daya tarik utama, sehingga banyak pelanggan yang datang kembali untuk membeli geblek dan camilan lainnya.

Apa itu Geblek?

Geblek adalah makanan khas dari Kulon Progo, Yogyakarta. Terbuat dari tepung tapioka, bawang putih, dan garam, geblek digoreng hingga renyah di luar dan kenyal di dalam. Rasanya gurih dan sering disajikan dengan cabai rawit, menjadikannya camilan tradisional yang digemari masyarakat lokal.

Geblek dibuat dari pati ketela pohon atau singkong yang diolah dengan campuran bumbu sederhana seperti garam dan bawang putih. Kombinasi bumbu ini memberikan cita rasa gurih yang khas pada geblek. 

Proses pembuatan geblek dimulai dengan menumbuk atau memarut singkong hingga halus. Pati yang dihasilkan kemudian dicampur dengan bumbu-bumbu tersebut, dibentuk, dan digoreng hingga matang. 

Teksturnya yang kenyal dan rasa gurihnya yang lezat membuat geblek menjadi camilan yang digemari oleh banyak orang. Biasanya, geblek disajikan dalam bentuk gorengan, yang semakin menambah kenikmatan saat disantap.

Salah satu ciri khas geblek adalah bentuknya yang unik, yaitu menyerupai angka 8. Bentuk ini tidak hanya menjadi penanda khas dari penganan ini, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmat kuliner. 

Selain bentuknya yang khas, geblek juga dikenal dengan kandungan karbohidratnya yang tinggi. Ini membuat geblek menjadi camilan yang mengenyangkan dan sering kali dijadikan bekal oleh para petani yang bekerja di sawah. 

Bentuk angka 8 pada geblek dibuat dengan cara menggulung adonan menjadi dua lingkaran kecil yang saling bersambungan. Hal ini memerlukan keterampilan khusus dan menjadi salah satu keunikan dari proses pembuatannya.

Meskipun geblek sudah lama dikenal dan menjadi bagian dari budaya kuliner di Kulon Progo, sejarah pasti mengenai kapan pertama kali penganan ini dibuat masih memerlukan penelusuran lebih lanjut. 

Menurut informasi dari laman dinpar.kulonprogokab.go.id, tidak ada catatan sejarah yang jelas mengenai asal-usul geblek. Namun, yang pasti adalah geblek telah lama menjadi camilan para petani di Kulon Progo. Penganan ini menjadi teman setia bagi para petani yang bekerja keras di sawah, memberikan mereka energi yang diperlukan untuk menjalani hari.

Sejarah panjang geblek berkaitan erat dengan kehidupan agraris masyarakat Kulon Progo. Pada masa lalu, singkong menjadi salah satu sumber pangan utama yang mudah didapat dan diolah. 

Geblek, yang terbuat dari pati singkong, menjadi pilihan camilan yang praktis dan mengenyangkan untuk bekal di sawah. Walaupun teknologi dan gaya hidup telah berubah, tradisi menikmati geblek tetap bertahan hingga kini.

Geblek tidak hanya dikenal di Kulon Progo, tetapi juga telah menyebar ke daerah-daerah lain di Jawa Tengah, seperti Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Magelang. Penyebaran ini menunjukkan bahwa geblek memiliki daya tarik yang luas dan diterima dengan baik oleh masyarakat di luar Kulon Progo. 

Penyebaran geblek ke daerah-daerah lain biasanya terjadi melalui perantau asal Kulon Progo yang membawa resep dan cara pembuatannya. Kini, geblek tidak hanya menjadi camilan sehari-hari, tetapi juga menjadi rekomendasi oleh-oleh bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kulon Progo.

Apa itu tempe benguk?

Menurut situs resmi Pemda DIY, besengek tempe benguk adalah hidangan khas dari Kabupaten Kulon Progo, tepatnya di Dusun Nganggrung. Meski kalah populer dibandingkan dengan gebleg, makanan ini tetap merupakan salah satu ikon kuliner Kulon Progo.

Besengek tempe benguk dibuat dari biji koro benguk yang difermentasi hingga menjadi tempe dengan warna abu-abu. Tempe ini kemudian dimasak dengan cara besengek, yaitu direbus dalam santan berbumbu. 

Hidangan khas ini bukan hanya sekadar makanan yang bisa dinikmati dan menjadi ciri khas suatu daerah, tetapi juga memiliki sejarah dan makna tersendiri.

dokumen pribadi (bentuk tempe benguk)
dokumen pribadi (bentuk tempe benguk)
Berdasarkan informasi dari akun resmi Instagram Dinas Kebudayaan DIY, besengek tempe benguk mulai dikenal di kalangan masyarakat Kulon Progo sebagai makanan yang berasal dari sumber daya alam lokal, yaitu kacang benguk. Hidangan khas ini diperkirakan sudah ada selama lebih dari empat generasi.

Karena melimpahnya kacang benguk, masyarakat setempat mengolahnya menjadi besengek tempe benguk dengan kreativitas mereka. Oleh karena itu, makanan ini memiliki arti penting bagi warga Kulon Progo. 

Dari segi ekonomi, besengek tempe benguk berkontribusi dalam menciptakan ekonomi kreatif berbasis rumah tangga yang dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat setempat.

sumber gambar: dokumen pribadi
sumber gambar: dokumen pribadi

sumber gambar: dokumen pribadi
sumber gambar: dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun