"Kalau kamu sudah niat tetap dagang beras, yah gak usah pusingin Teori Relativitas Einstein itu deh," kata  guru Fisika saya  dulu sembari menuliskan angka 5 di raporku...
Tetapi tidak mengapa. Bukankah Liem Sioe Liong dan para taipan raksasa lainnya itu pun tidak makan sekolahan? Gelar MBA dari Harvard juga bukan jadi jaminan untuk sukses. Dulu saya suka membaca buku "What They Don't Teach You at Harvard Business Scholl" untuk memotivasi saya yang blue collar ini agar bisa lebih sukses dari kaum white collar itu...
***
"Mas, bangun mas" teriak waiter itu separuh kesal. Tampaknya saya sudah lama tertidur. Kafe itu tampak sepi ditemani suara jangkrik dari gelapnya malam. Sepertinya acara Islah antara Bulog dengan Kemdag itu sudah bubar. Bahkan kini saya ragu, apakah tadi memang ada acara islah atau tidak ya...?
Saya kemudian mereguk kopi dingin itu. Ups ternyata ada lalernya... Duh Gusti, kenapa hidup ini ironis banget ya! Tadi saya bermimpi menjadi Juragan beras yang hidupnya seperti dalam film Crazy Rich Asians itu, kenapa sekarang realitanya saya jadi orang kere...
Tanpa sadar saya lalu mengucapkan perkataan kakek dulu, Â "Kehidupan itu seperti Yin dan Yang, Siang dan Malam. Jadi kalau hidupmu sekarang kere, maka percayalah hidupmu nanti akan kaya raya. Itulah yang disebut keseimbangan alam..."
"Kaya darimana? Dari Hongkong!" kata waiter itu tiba-tiba protes.
"Bukan mas, kakek saya dari Guangzhou bukan dari Hongkong..." kataku sambil tertawa... hahahaha... Namanya juga mimpi mas bro...
Aditya Anggara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H