Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Money

Ketika Saya Bermimpi Menjadi Juragan Beras

25 September 2018   20:28 Diperbarui: 25 September 2018   20:41 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Private jet, sumber : Okezone Ekonomi

Surplus beras di tanah air itu juga bersifat semu. Hitungannya begini, Musim Tanam dua kali, dan dua kali pula panen raya. Surplus hanya ketika panen raya, dan tekor ketika paceklik! Kalau diakumulasi dari Januari-Desember, total panen dikurangi konsumsi selama setahun akan minus! Atau supaya jangan minus, pada saat pacelik itu masyarakat dilarang makan nasi...

Tetapi orang Kementan berikut para S3 Pertanian itu berteriak, "Kita surplus, Kita swasembada dan bisa mengekspor beras...(ketika panen raya saja, tetapi ketika paceklik, kita wajib hukumnya mengimpor beras dari luar, hiks...)

Didalam negeri harga gabah juga jatuh saat panen raya. Walaupun diamanatkan oleh Undang-Undang, namun Bulog pun tak kuasa untuk menahan harga gabah supaya sesuai dengan HPP berdasarkan Kepres. Saya kemudian datang untuk memborong gabah petani-petani malang itu dengan harga yang ekonomis. Bulog sebenarnya bukan tidak punya duit untuk membeli gabah, tetapi tidak punya gudang untuk menyimpannya!

Ini memang kesalahan besar! Seharusnya Bulog belajar dari saya saja dan mengabaikan Ahli-ahli Pertanian itu. Justru pada saat panen raya inilah saya memborong beras baik lokal maupun overseas untuk mendapatkan harga yang sangat murah. Ketika paceklik nanti tiba, maka saya akan untung besar.

***

Kita ini adalah bangsa "kefefet!" Artinya berpikir, bermusyawarah lalu bertindak itu hanya ketika sudah kepepet bin terpepet! Kalau sudah terdesak barulah grasa-grusu untuk menganalisa situasi dan mencari tahu apa persoalan yang terjadi.

Bak harimau yang mengintai mangsa di malam yang pekat, paceklik itu pun tiba tanpa disadari. Tiba-tiba saja harga beras di Pasar Cipinang merangkak naik! Pasokan dari sentra-sentra beras kini menipis. Gudang Bulog kini tinggal setengah karena berasnya dipasok ke pasar. Bulog lalu mengundang media termasuk "wartawan bodrek" untuk meliput gudang Bulog yang masih terisi beras... Lalu semuanya berteriak, "Stok beras Bulog masih banyak!"

Saya hanya tersipu malu melihatnya. Itu bukan beras Bulog tetapi beras Pemerintah untuk Cadangan Nasional dan Gawat Darurat! Hiks...

Saya kemudian tampil menjadi pahlawan. Bagaimana tidak! Memangnya gampang menyediakan beras 500 ribu ton dalam sekejap! Tetapi semuanya sudah dipersiapkan jauh hari sebelumnya, termasuk juga segala dokumen yang diperlukan dan shipping-nya...

Hasil tidak pernah menipu usaha! Hasil maksimal itu hanya bisa digapai lewat perencanaan yang matang dan tepat pula. Kakek saya selalu mengajarkan, Panen dan Paceklik itu selalu berjodoh seperti Yin dan Yang, Siang dan Malam, Pria dan Wanita. Dibawah langit ini tidak ada yang baru. Apa yang tampak baru sebenarnya sudah lama ada. Kakek saya berkata, "Simpanlah ketika panen dan keluarkan ketika paceklik tiba, maka kamu akan selamat..."

Secara teori saya ini bukanlah seorang ekonom ataupun pakar manajemen dengan gelar sekurangnya MM ataupun MBA. Saya ini cuma lulusan SMA sore dengan nilai pas-pasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun