Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nonton Gratis Cabor Baru Asian Games 2018

29 Agustus 2018   17:09 Diperbarui: 29 Agustus 2018   17:14 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lindswell Kwok (sumber : old.solopos.com)

"Yah gak bisa mas, harus jam 9 nanti, sabar aja ya" katanya lembut.

Tiba-tiba mas temanku ngobrol tadi berkata lembut, "Yah sudah mas, mas sarapan dulu, istrahat dulu. Biar saya tungguin disini, ntar tiketnya saya kasih ke mas, oke.."

Aku kemudian memberikan selembar pecahan bergambar Soekarno-Hatta (RP 100 ribu) kepada mas tadi. "Tulung ya mas..." kataku sambil berlalu.

***

"Braakkk!" suara kusi platik yang dibanting segera membangunkan tidurku. Ternyata hari sudah siang. Si-mas penjaga warteg sepertinya kesal karena aku terlalu lama tidur di meja dagangannya. Setelah membayar makanan aku bergegas menuju loket penjualan tiket.

Sial, loket penjualan tiket sudah tutup. Hanya ada tulisan sold out. "Mbak-mbak, mbak masih kenal saya kan?" Tanyaku kepada gadis penjual tiket tadi.

"Kenapa ya mas?" tanyanya dengan rasa heran

"Anu mbak, saya dari jam 4.45 pagi tadi kan sudah ngantri, tadi saya juga sudah nitip beli tiketnya, kan mbak tadi liat saya kasi duitnya sama si-mas-nya. Lha koq tiketnya bisa habis...?

Ternyata tivi yang terletak di booth penjualan tiket itu sedang menyiarkan secara langsung pertandingan Wushu yang hendak kutonton tadi. Terlihat Lidswell Kwok berjumpalitan dengan gerakan anggun yang indah, yang kemudian berbuah medali emas... "Lidswell..." bisikku tanpa bisa kutahan...

Kemudian kamera menyorot kearah penonton yang bersorak untuk mendukung Lidswell. Nyaris separuh kursi penonton kosong bin melompong. Buset, padahal tiket sold out! Terlihat si-mas yang tadi kutitipin uang untuk membeli tiket, berdiri persis disamping Lidswell yang kemudian menyalaminya.

Ketika kamera tivi menyorot wajah sijahanam itu, dia kemudian menyeringai sambil mengedipkan sebelah matanya ke kamera...Duh Gusti, seratus ribuku...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun