Sambil menyeringai, matanya melotot tajam ke arah ki Jabrik. Ki Jabrik merasa ngeri melihat kondisi tubuh Jarpati yang sudah terburai. Sesaat kemudian, dia merasa marah dan jijik dengan sosok ki Anyar yang dianggapnya tidak memiliki rasa kemanusiaan. Dengan kondisi marah, Ki Jabrik langsung mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk membunuh Ki Anyar. Tiba-tiba Ki Anyar malih tertawa melihat Ki Jabrik yang nampak marah kepadanya
"Ha...ha...Jabrik...Silahkan bunuh saya kalau kamu memang mampu...".
Mendengar tantangan dari Ki Anyar malih, kemarahan ki Jabrik sudah tidak mampu lagi untuk di tahan, dia pun segera menghantamkan pukulan tenaga dalam ke arah Ki Anyar.
Buarrrr....seisi ruangan itu hancur berantakan, beberapa batang kayu dan perabotan nampak hangus terbakar terkena serangan Ki Jabrik. Namun sungguh mengherankan, Ki Anyar justru menghilang dari tempatnya semula.
Tiba-tiba terdengar suara tawa dari arah belakang Ki Jabrik.
"Ha...ha...pukulanmu memang hebat jabrik, tapi percuma kalau yang kamu lawan adalah saya...ha...ha...".
Ki Jabrik bertambah marah mendengar perkataan Ki Anyar malih yang meremehkan. Dia langsung berbalik dan melancarkan serangannya kembali.
Meskipun serangannya terlihat dahsyat dan mengerikan namun Ki Anyar malih ternyata mampu menandinginya, bahkan terkesan sedang mempermainkan Ki Jabrik yang sedang sangat marah.
Setelah berkali-kali melakukan serangan, akhirnya serangan ki Jabrik bisa berhasil mengenai tubuh Ki Anyar. Terkena serangan dahsyat pukulan tenaga dalam ki Jabrik, tubuh ki Anyar langsung hangus terbakar api dan berubah menjadi abu yang berserakan.
Ki Jabrik yang melihat tubuh ki Anyar malih telah hangus dan berubah menjadi abu, menjadi merasa lega. Nafasnya terengah-engah, dia merasakan payah karena telah bertarung dengan Ki Anyar Malih dengan susah payah. Ki jabrik terduduk untuk melepaskan rasa lelah.
Baru saja dia terduduk di tanah tiba-tiba tubuh ki anyar malih  yang tadi sudah berserakan menjadi abu, kembali menyatu dan berubah menjadi tubuh utuh seperti sedia kala. Ki Anyar malih tertawa "Ha...ha...bagaimana jabrik, apakah kamu masih sanggup menghadapi saya?".