Jaka Someh menghela nafasnya mendengar permintaan Dewi Sekar. Kemudian dia tersenyum
"Hmm...nyai...akang sudah merasa bahagia kamu bersedia menikah dengan akang...kalau masalah perkara itu...Insya Allah kamu tidak perlu khawatir...akang akan mengabulkan apa yang nyai minta...".Â
Raden Karta juga  ikut tersenyum karena merasa senang telah berhasil menjodohkan jaka Someh dengan keponakannya. Tak lama kemudian datang istri Raden Karta membawakan hidangan ala kadarnya. Mereka pun mengobrol cukup lama sambil merencanakan acara akad nikahnya.
Besok malamnya, acara pernikahan Jaka Someh dengan Dewi Sekar di gelar secara sederhana. Meskipun sederhana namun menjadi meriah karena banyak warga yang ingin ikut menghadirinya. Yang menjadi walinya adalah Raden Karta sendiri sedangkan penghulunya adalah Ustadz Naim.
Hampir semua warga kampung ikut hadir di acara tersebut. Mereka  merasa senang karena Jaka Someh akan  menikah dengan dewi Sekar.
Meskipun baru sebentar mereka mengenal jaka Someh, namun warga kampung sudah merasa  menyaudara dengan jaka Someh. Hal itu mungkin karena sikap jaka Someh yang selalu ramah kepada mereka dan selalu ringan tangan untuk menolong. Mang Adang dan Ceu Entin pun ikut hadir di acara pernikahan Jaka Someh dengan Dewi Sekar. Bahkan Mang Adang termasuk salah satu yang menjadi  saksi dalam pernikahan tersebut.
Jaka Someh duduk dengan rapi bersama penghulu dan para saksi. Mereka menunggu sang calon penganten perempuan yang masih berdandan di dalam kamarnya.
"Kemana nih calon penganten perempuannya...kasihan  jang Someh sudah gelisah, takut gak jadi nikah...he...he..."Â
Kata Ustadz Naim bercanda.
Para hadirin tertawa karena melihat muka Jaka Someh yang terlihat tegang. Jaka Someh hanya bisa mesem dengan candaan dari para hadirin.
Tidak lama kemudian Raden Karta keluar dari ruangannya sambil menggandeng Dewi Sekar. Jaka Someh melongo memandang ke arah wajah Dewi Sekar, dia terpesona melihat penampilan Dewi Sekar saat itu. Demikian juga para hadirin merasa takjub melihat kecantikan Dewi Sekar bagaikan dewi kahyangan yang turun ke bumi, bak seorang bidadari dari surga. Dewi Sekar mengenakan gaun sutra berwarna putih kehijauan yang dihiasai oleh manik-manik permata. Di keningnya terdapat hiasan dari batu permata yang berkilauan. Rambutnya di tutup dengan kerudung yang juga terbuat dari sutra yang indah dan berkilau. Harum wangi semerbak tersebar dari tubuhnya. Membuat aura kecantikannya semakin terpancar kuat dan menghipnotis hadirin yang ada di sana.