"Tidak ada apa-apa sih...kang...sebenarnya anak saya menangis cuma karena lapar saja, kebetulan kami kehabisan bahan makanan. Jadi tidak ada yang bisa kami masak hari ini. Cadangan beras yang kami miliki sudah habis. Â Kemarin kampung kami di datangi gerombolan perampok, mereka membawa apa saja yang di anggap berharga termasuk persedian beras kami...sekarang kami sudah tidak punya makanan apapun untuk di makan...".Â
Jaka Someh merasa iba setelah mendengar keterangan lelaki itu. Dia prihatin dengan musibah yang baru saja mereka alami. Jaka Someh kemudian berkata kepada pak sumantri
"Begini saja pak, kebetulan saya ada sedikit cadangan beras dan jagung di gerobak yang saya bawa...bapak bisa mengambilnya sekarang untuk di masak dan sisanya bisa bapak bagikan ke warga kampung lainnya...ayo pak, ikuti saya...".Â
Pak Sumantri masih terlihat ragu dan sangsi dengan ucapan Jaka Someh
"Bagaimana kang...?"Â
Jaka Someh meyakinkan kembali pak sumantri
"Iya pak, mangga, silahkan ikut saya...".Â
Meskipun masih ada keraguan, namun pak sumantri berjalan mengikuti Jaka Someh untuk mengambil beras dan jagung yang dijanjikan Jaka Someh. Â Â Jaka Someh berkata kepada Dewi Sekar Harum yang terlihat heran melihat Jaka Someh membawa seorang lelaki bersamanya,
"ada apa kang...? Koq terlihat serius sekali..."Â
Jaka Someh menganggukan kepalanya kemudian berkata kepada Dewi Sekar
"Begini Nyai, keluarga bapak ini  sedang mengalami musibah. Mereka baru saja di rampok sehingga cadangan makanan mereka habis tak bersisa. Anak bapak ini merasa sangat lapar ...Makanya bapak ini akang bawa kesini, biar beliau mengambil sebagian cadangan beras dan jagung milik kita... tidak apa2 kan Nyai, kalau kita memberikan sebagian cadangan makanan untuk mereka?".Â