agar bisa hidup tentram dalam keridhoan Allah Yang Maha Mulia...Allah menciptakan setiap makhluk nya tersebut bukan untuk di sia-siakan..."
 Jaka someh terkesima mendengar pituah dari Ki Thiban. Dia hanya bisa menganggukan kepala
"Iya , kyai...terima kasih atas pituahnya...Insya Allah mulai sekarang saya akan mencoba untuk menghindari pembunuhan...".Â
Ki thiban tersenyum mendengar ucapan Jaka someh. Ki Thiban melanjutkan lagi ucapannya
"Sebenarnya kalau kita mampu mewujudkan pemerintahan yang berdaulat, yang memiliki hukum yang adil dan tegak, yang di dukung oleh kekuatan yang baik...Insya Allah akan tercipta kehidupan masyarakat yang madani...dimana satu sama lain bisa saling menghormati...rukun dan guyub...saling mengerti hak dan kewajiban... sehingga tingkat kriminalitas juga Insya Allah akan berkurang jauh...rakyat bisa hidup sejahtera dan merasa aman tentram...".Â
Jaka someh terdiam mendengarkan ucapan Ki Thiban. Entah kenapa dia merasa hormat kepada Ki Thiban, apalagi jaka Someh mendengar bahwa Ki Thiban juga seorang kyai yang pernah belajar ilmu agama di mekah madinah. Beliau pernah bermukim selama kurang lebih sepuluh tahun di sana.
Setelah beberapa minggu, Jaka Someh sudah kembali sehat seperti sedia kala. Luka-lukanya sudah seratus persen sembuh. Namun dia tidak berniat untuk pergi meninggalkan tempat itu. Dia meminta ijin kepada Ki Thiban untuk belajar ilmu agama sekaligus ilmu pengobatan. Ki Thiban pun mengijinkan keinginan Jaka Someh tersebut. Sungguh beruntung Jaka someh dapat mendalami ilmu agama dari Ki Thiban. Bahkan dia juga bisa belajar ilmu pengobatan.
Jaka someh banyak di kenalkan dengan berbagai jenis tanaman yang diketahui memiliki khasiat untuk kesehatan dan pengobatan. Hatinya begitu senang, dari semenjak kecil, Jaka Someh sudah menyukai dengan dunia tanam-tanaman dan sekarang dia memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai manfaat  atau khasiat yang terkandung di dalam tanam-tanaman tersebut. Berbeda tanaman maka berbeda pula zat kandungan dan manfaatnya bagi tubuh manusia.
Bersambung ke Bab 22 Kisah Masa lalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H