Mohon tunggu...
Yadi STP MM
Yadi STP MM Mohon Tunggu... Penulis - Science Content Writer PT Algarosan Nusantara

Berasal dari Rangkasbitung sekarang tinggal di Surabaya. Bekerja sebagai penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel Cerita Ksatria Ilalang Bab 21 Sebuah Wejangan

2 Juni 2022   20:45 Diperbarui: 3 Juni 2022   01:17 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Oh iya...kamu  sebenarnya kenapa bisa terluka parah...seperti ini?" 

Ki Thiban bertanya kepada Jaka Someh.

Mendapat pertanyaan ki Thiban, Jaka Someh terdiam sesaat, setelah menghela nafas,dia menceritakan pengalamannya bertemu dengan eyang Karuhun dan berduel dengannya.

Jaka Someh memuji kesaktian Eyang Karuhun yang telah mengalahkannya hingga nyaris tewas. Jaka Someh juga menceritakan perihal dirinya yang sedang berkelana dan telah banyak membasmi dan membunuh para penjahat yang dianggap meresahkan masyarakat. Ki Thiban hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Saya  juga sebenarnya merasa prihatin dengan kondisi masyarakat kita saat ini...kemiskinan dan kriminalitas merajalela di berbagai pelosok negeri ini...banyak masyarakat yang menderita akibat kemiskinan dan kejahatan, yang kuat menindas yang lemah... seakan-akan yang berlaku adalah hukum rimba tapi jujur saja saya tidak setuju kalau kamu menggampangkan membunuh orang...kasihan ....

meskipun mereka seorang penjahat sekalipun...kalau memang mereka masih bisa di nasehati ya cukup di nasehati...di ajari ilmu yang baik dan bermanfaat...kalau pun terpaksa harus dengan cara kanuragan sebaiknya kamu cukup mengalahkan mereka saja...tanpa harus membunuh...kecuali kalau memang tidak ada jalan lain...".

Ki Thiban meneruskan lagi perkataannya

" Anakku...Nyawa manusia itu bukanlah barang yang remeh...bahkan terhadap binatang saja kita tidak boleh sembarangan membunuh...boleh membunuh kalau memang ada alasannya, seperti untuk kita makan atau karena khawatir terhadap bahayanya. 

Kita menyembelih ayam, kambing atau kerbau supaya dagingnya bisa kita makan, sehingga kita memiliki tenaga untuk tetap melanjutkan kehidupan kita yang berharga, kita boleh membunuh ular atau binatang berbahaya lainnya, karena khawatir mereka akan mencelakakan atau membunuh kita...tapi untuk nyawa manusia, seyogyanya kita harus berusaha menjaga dan menghargainya...

Hukum Qisos adalah sebagai lambang bahwa kita tidak boleh sembarangan untuk menghilangkan nyawa orang lain...kalau sampai membunuh tanpa haq maka hukuman yang setimpal untuk dosa tersebut adalah dengan hukuman mati...itulah yang paling setimpal dalam menghilangkan nyawa manusia...Hukum qisos itu sebenarnya adalah untuk melindungi nyawa setiap insan kehidupan....

agar kita selalu berhati-hati sehingga tidak berbuat aniaya kepada orang lain, apalagi sampai membunuhnya. Untuk itu, kalau bisa, jadikanlah hidup kita ini agar bermanfaat untuk kehidupan masyarakat pada umumnya...memelihara kehidupan supaya bisa lestari, bukan justru menghilangkan kehidupan orang lain...tegakanlah keadilan...dan sejahterakanlah umat manusia...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun