"Tak ada maksud apa-apa kukatakan semua ini padamu, aku hanya ingin kautahu-bahwa Tuhan itu adil. Chiya begitu dekat dengan Mas Defian, dan mulai sekarang aku harus berusaha keras untuk membuatnya terbiasa tanpa papanya. Meski aku tak tahu bagaimana caranya,"Â
Aku tahu ini pasti sulit baginya, tapi itu bukan urusanku. Benarkah?
"Dan..., Chiya seorang gadis. Jika kelak dia menikah-aku tahu di mana harus mencarimu," katanya sembari berdiri. "Itu pun, jika kau tak keberatan,"Â
Aku diam, tak menyahutinya. Lalu ia pun beranjak meninggalkan rumahku. Kutatap citycar warna hitam itu yang mulai menjauh. Aku memiliki seorang putri, ini sulit dipercaya. Entah aku harus merasa bahagia atau....
-----o0o-----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H