Sonia menggeleng, "nggak perlu Om, tuh!" tunjuknya dengan dagu ke arah sebuah motor yang datang, "sudah dijemput. Edwan menoleh, suara motor yang datang menghentikan perkelahian Rocky dan Dimas. Keduanya melebarkan mata, posisi mereka saat itu, Dimas berada di atas tubuh Rocky.
"Aku seperti pernah melihatnya!" desis Edwan ketika melihat wajah pemuda itu setelah menanggalkan helmnya. Sonia segera menghampiri tanpa menyahuti ocehan Edwan.
Ryan tampak senang melihat Dimas dan Rocky berselisih sementara dirinya yang menadapatkan kesempatan untuk bersama gadis yang dua orang itu perebutkan.
"Sebaiknya kita pergi sekarang!" pinta Sonia. Ryan memberikan sebuah helm kepadanya yang langsung diterima. Rocky dan Dimas berdiri memisahkan diri, mereka segera menghampiri.
"Sonia, kamu mau kemana?" tanya keduanya bersamaan. Tapi Sonia segera memakai helmnya dan naik ke motor Ryan. Rocky menyentuh lengannya,
"Sonia, kita bahkan belum berbicara!" Â
Sonia menoleh, "bicara, apa tadi kamu mendengar suaraku?" gerutunya, "kalian justru asyik mementingkan ego kalian. Maaf Rocky, aku sudah terlambat!" katanya melepaskan dirinya dari tangan Rocky dengan kasar. Ryan segera menjalankan motornya.
"Sonia!" teriaknya. Ia memandang kecewa menatap punggung gadis itu lalu menoleh Dimas, "ini karena kamu!" tuduhnya. Dimas tentu saja tidak terima,
"Aku, kamu yang memulainya lebih dulu!" balasnya.
"Kamu yang menyelaku!"
"Karena apa yang...,"