Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Watch

26 September 2016   15:41 Diperbarui: 26 September 2016   17:46 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Fiksiana Community

Kepalaku tiba-tiba terasa berdenyut kembali, aku bangkit berdiri. Berjalan menjauh, apa yang harus kulakukan sekarang?

Beberapa saat kemudian aku hanya bisa terdiam. Dan tiba-tiba terhenyak. Bukankah ada handphone yang kutemukan tadi, pasti ada sesuatu!

Kuhampiri kembali tubuh itu. Segera kupungut handphonenya, kuperiksa, aku tak tertarik dengan nama-nama yang ada. Lalu kuperiksa bagian register, semoga bisa mendapat sesuatu. Aku yakin yang lain juga membawa handphone, tapi aku lebih tertarik pada agent Dinas Rahasia. Karena alasan mereka mengejarku akan menjadi alasan para polisi itu juga, aku yakin.

Ada sebuah panggilan keluar tanpa nama. Dan itu bukan nomor pribadi. Panggilan dilakukan satu jam lalu, mungkin dia lupa menghapus panggilan itu, sebuah keteledoran yang bisa memberiku sedikit celah. Kutatap nomor dilayar ponsel itu, dengan tangan sedikit gemetaran akupun menekan tombol dial.

* * *

Semua orang yang sedang sibuk di dalam ruangan itu terdiam mendengar suara telepon masuk yang menggema, termasuk pria yang sedari tadi gusar sambil sesekali memerintah dengan geram pada semua anak buahnya. Seorang pemuda yang memegang headphone pun memasang alat itu ke telinganya, menerima panggilan yang sudah ia ketahui nama si penelpon karena nomor dan namanya terpapar di monitor, itu adalah nama salah satu agent di kesatuan mereka. Pemuda yang bernama Verel itu sengaja menunggu sang penelpon bersuara lebih dulu, tapi tak ada yang ia dengar.

Nomor yang kuhubungi tersambung. Aktif, tak ada yang menanggapi. Aku pun masih diam, apakah mereka akan bersuara lebih dulu atau justru mematikan panggilan ini!

"Masukkan kodemu!"

Kudengar suara seorang pria menyuruhku memasukkan sebuah kode. Aku tak tahu kode apa yang mereka maksud, jadi aku tetap diam.

"Masukkan kodemu!"

Sekali suara pria itu menyuruhku memasukkan sebuah kode. Mungkin kode yang dimaksud adalah kode kusus yang dimiliki oleh setiap agent. Aku yakin siapapun di telepon itu mulai curiga, dan aku memang harus bicara dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun