Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Istriku Seorang Pelacur

15 Agustus 2016   00:28 Diperbarui: 15 Agustus 2016   00:45 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi tiba-tiba saja ada yang membuat kedua preman itu menjauh dariku. Seorang pria bersetelan mewah dan satu lagi berpakaian biasa. Mereka adalah mas Ibra dan temannya yang seorang intel. Kedua preman itu di bawa oleh teman mas Ibra ke kantor polisi, sementara mas Ibra menghampiriku dan menanyai keadaanku. Kulihat jasnya robek akibat perkelahian kecil itu, jadi kutawarkan untuk memperbaikinya meski mungkin itu akan membuatnya jelek. Tapi ia tak menolak, dan justru memuji hasil kerjaku pada jasnya itu. Sejak itu...mas Ibra sering datang untuk sekedar berkunjung. Aku mencoba bersikap biasa saja meski sebenarnya tak bisa mengendalikan debaran di dalam dada setiap kali mata kami bertautan.

* * *

Aku mencoba membalas genggaman tangan mas Ibra, keluarganya tidak ada yang menyukaiku. Dan sekarang mereka pasti lebih membenciku dan akan memaksa mas Ibra menceraikanku. Mencari wanita yang lebih pantas bersanding dengannya. Aku iklas jika itu memang harus, meski aku sungguh tak mampu kehilangan cinta mas Ibra. Aku sangat mencintainya, ia satu-satunya pria yang membuatku merasa pantas. Membuatku merasa berharga.

"Tapi mas, karena aku...!"

"Hssstt!" ia menutup mulutku dengan membelai wajahku. Menyeka airmataku, aku bisa merasakan cintanya yang besar terhadapku. Dan semoga itu bukan hanya perasaanku saja, "semua itu..., tidak akan bisa merubah perasaanku. Tidak akan pernah!"

"Benarkah mas, kupikir...kau tidak mau lagi bicara padaku. Sejak semalam...,"

"Sari..., aku... Itu...aku hanya sedang banyak pikiran. Maaf, jika membuatmu merasa seperti itu!" hiburnya. Ia mengembangkan senyum manis. Senyum yang selalu meluluhkan hatiku lantah, "kau tak perlu kuatir, aku masih bisa meng-handle masalah ini. Jangan menangis lagi, semua akan baik-baik saja!"

Semua akan baik-baik saja, benarkah?

Aku tahu mas Ibra akan mengalami hal yang sulit, dan semua itu karena aku.

"Tapi mas...!"

"Selama kau ada di sisiku!" potongnya, "kau..., tidak akan meninggalkan aku kan?" pintanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun