Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mini Seri : Satir

31 Maret 2016   20:55 Diperbarui: 5 April 2016   00:05 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ya kita kan bisa main-main dulu ke tempat lain, siapa tahu nemu jodoh buatmu!"

"Ok, nyindir-nyindir...!"

"Jadi..., mau kan?"

"Iyaaa..., ini karena kau saja Vin. Kalau bukan teman baikku, mana mau!"

Vina mengembangkan senyum manisnya, lalu kami rebahan sebentar untuk melepas lelah setelah membeli makan malam. Karena kweetiau goreng adalah favoritku jadi aku beli itu saja untuk makan malam. Kalau malam memang aku stop makan nasi.

Jam 9 malam kami pergi mencari taksi. Vina masih mengenakan pakaiannya ketika datang ke tempatku, sementara aku..., aku memilih t-shirt pas badan saja dengan jeans lalu ku lapisi blazer juga. Kami tiba jam 9.40, memasuki klub yang langsung membisingi telingaku.

Kami mengambil sebuah meja dan memesan minuman, kami hanya pesan softdrink untuk minum sembari menunggu teman Vina. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya pria itu datang juga, dia datang sendiri seperti yang di katakannya. Memang tampan sih, kisaran awal tiga puluhan. Namanya Tara, dari cara bicaranya sih sepertinya baik tapi entahlah...

Sekarang aku jadi kambing congek, hanya bisa duduk menyedoti softdrinkku saja sementara Tara dan Vina mulai bercanda seperti sudah pacaran. Dan itu, tangan si Tara mulai berani kelayapan. Terpaksa harus ku sapukan mataku ke sudut lain di ruangan bising ini dengan kerlap-kerlip lampunya. Lalu kepalaku berhenti bergerak ketika ku temukan sepasang mata yang sepertinya memperhatikanku. Bisa ku rasakan mata kami bertemu, lalu ku buang muka ke arah lain untuk beberapa saat. Karena masih penasaran aku pun kembali melirik ke arahnya, sepasang mata itu masih mengarah padaku. Sepertinya memang mengarah padaku, padahal dirinya sedang merangkul seorang wanita cantik nan seksi.

Dasar lelaki!

Ku umpat saja dalam hati. Ku putar kepalaku kembali, dan ini..., apa ini? Mataku melotot lebar karena aku tak menemukan Vina dan Tara di depanku. Kemana mereka lenyap?

Vina...,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun