Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Broken Wings of Angel ~ The Wedding #Part 42

26 Februari 2016   19:01 Diperbarui: 8 Maret 2016   09:55 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tidak, kau tidak boleh pergi. Aku membutuhkanmu, Jal..., jika kau pergi..., siapa yang akan menjagaku?" tangisnya, Nicky menoleh Liana perlahan. Dan kalimat wanita itu..., cukup menusuk dadanya, meski semua itu benar. Selama ini, Rizallah yang selalu menjaganya dengan baik, Rizal yang selalu melindunginya, bukan dirinya!

"Kau masih punya Nicky, dia masih suamimu. Dia yang akan menjagamu!" kata Rizal, Liana kembali menggeleng. Entah apa arti gelengan itu, tapi di mata Nicky gelengan itu seperti sebuah penolakan akan kehadirannya kembali ke kehidupan wanita itu. Kembali, rasa pedih menyergap.

"Kau sudah berjanji padaku!" tangis Liana lagi, "ma-maafkan-aku!" kata Rizal terbata, "Liana, kau..., adalah wanita yang kuat..., masih..., banyak yang harus kau lakukan. Kau pasti bisa, tanpa aku!"

Liana kembali menangis, Rizal mencoba menghela nafas, tapi itu sudah sungguh berat, mulutnya bergerak-gerak tapi tak ada kata yang keluar, meski begitu ia tetap menyimpulkan senyum di bibirnya. Dan beberapa detik kemudian, kepalanya terkulai ke kiri. Tangannya juga terlepas dari genggaman Nicky, seketika Liana membiarkan tangisnya menjadi. Nicky menatapnya, ingin sekali ia merengkuhnya, memeluknya lebih erat dari beberapa saat lalu. Tapi dengan apa yang Liana ucapkan saat tak merelakan kepergian Rizal membuatnya jadi takut untuk menyentuhnya, walau hanya sekedar tuk menenangkannya. Wanita itu jauh lebih membutuhkan Rizal daripada dirinya, bahkan seolah tak menginginkan dirinya lagi.

Setitik airmata jatuh dari pelupuknya, ia juga merasa kehilangan akan kepergian Rizal. Setidaknya dulu pria itu sempat menjadi tempatnya berbagi ketika Liana sedang terpuruk, dan ia tak tahu bagaimana harus bersikap. Juga melihat istrinya menangisi pria lain, menciptakan rasa sakit di sudut hatinya.

* * *

"Dia memang bodoh, sejak awal aku merasa heran mengapa kau mengajaknya bergabung!" seru pria itu yang baru saja keluar dari kolam renang, memungut robe dan memakainya, mengikat talinya di pinggang. Valent duduk sambil menyesap cairan pekat di dalam gelas di tangannya, duduk santai.

"Tapi dia cukup membuat keonaran, cukup membantu kan?"

"Ya..., meski ada tindakan bodohnya yang membuatku ingin memotong lehernya!" pria itu menuang cairan yang sama ke sebuah gelas kosong, mengangkat gelas itu dan menyesapnya.

"Kau masih mempermasalahkan hal itu, padahal sudah jelas...,"

"Aku juga tidak suka dengan apa yang kau lakukan itu,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun