Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Broken Wings of Angel ~ The Wedding #Part 40

22 Februari 2016   13:58 Diperbarui: 25 Februari 2016   02:03 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Maafkan aku!" ulang Nicky, "maafkan aku!" itu pertama kalinya Nicky mengucap maaf padanya, bahkan sejak pertama kali mereka bertemu. Perlahan Liana melemahkan pukulannya di punggung Nicky, ia sudah tak mencoba meronta lagi, dan ia biarkan tangisnya mengisak di dada suaminya.

Mereka berpelukan cukup lama sampai tangis Liana berubah menjadi sedu saja, Nicky mengusap punggungnya pelan, dalam dekapan itu..., Liana memang merasakan ketenangan. Meski ada keraguan di sudut hatinya, tapi ia ingin percaya bahwa Nicky memang mengucap maaf itu. Ia biarkan tubuh mereka masih menyatu dan tak berusaha melepaskan diri karena ia tak mau memandang matanya. Karena mungkin..., Nicky akan kembali berubah ketika tubuh mereka terpisah, akan memandangnya dengan sorot yang sama seperti kemarin. Sorot yang menggoreskan rasa pedih di hatinya, dan mungkin saat-saat ini hanyalah mimpi belaka.

Mungkin, Nicky sedang kembali mengetesnya. Dan Nicky tak ingin melepaskan dekapannya karena ia juga takut, takut Liana akan segera kabur, mungkin ke dalam pelukan Rizal, meski hanya untuk meminta perlindungan. Tapi tetap, itu membuat hatinya sakit. Karena ia ingin memeluknya, hanya dirinya...hanya dirinya yang memeluk wanita itu.

Tepukan tangan di pintu kamar membuat mereka terjaga, "mengharukan sekali!" suara itu membuat mereka melepaskan diri satu sama lain. Menoleh ke arah sumber suara, baik Liana maupun Nicky membelalakan mata mengetahui siapa orang yang tengah berjalan mendekat ke arah mereka. Seketika Liana mencengkeram lengan Nicky kuat, wajahnya masih basah dan masih terlihat sedu di sana.

Anthony, bagaimana pria itu tiba-tiba ada di sana, lalu dimana Rizal?

"Aku senang kalian berkumpul, jadi akan lebih mudah!" katanya, Nicky membawa Liana bangkit dan menggesernya ke belakang tubuhnya, melindunginya. Anthony menyunggingkan senyum simpul,

"Mau apa kau kesini?" tanya Nicky dengan gerutu, "mau apa?" sahut Anthony, "aku rasa..., urusan kita belum selesai, iya kan Liana?"

Kediaman menyeruak beberapa saat, "apakah kau sudah memberitahu Nicky siapa aku?" tanyanya pada Liana, Nicky sedikit mengernyit, Anthony berbicara seolah dirinya dan Liana sudah saling kenal cukup lama!

Tapi apapun itu, Anthony datang untuk menuntaskan rencananya yang gagal tempo hari, yang pasti itu adalah hal yang akan menyakiti Liana.

"Nampaknya kita akan bersenang-senang, aku suka ini!" lanjutnya, "jika kau melangkah lebih dekat, aku akan...," seru Nicky yang terpotong oleh suara langkah kaki beberapa orang memasuki ruangan itu, Rizal ada di antara mereka, wajahnya sedikit bebak belur, kedua tangannya masing-masing di pegang seseorang di punggungnya, lalu di paksa berlutut. Anthony melirik Rizal yang sudah berlutut dengan kedua tangannya tersandra.

Liana menatapnya, ia tahu ini tidak akan baik. Tapi Rizal membalas tatapannya dengan sorot yang seolah mengatakan agar dirinya jangan takut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun