Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dia..., Putri Papaku!

20 Februari 2016   10:43 Diperbarui: 20 Februari 2016   19:48 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kediaman kembali menyergap, dengan puluhan pasang mata memperhatikan kami, mereka diam layaknya sedang nonton drama.

"Kamu tidak boleh pacaran sama dia!" teriaknya, sempat kurasakan tubuh Trisna melonjak kaget, "ke-kenapa pa?" tanyanya yang mulai menyembabkan mata indahnya.

"Kamu tahu siapa dia?"

Trisna hanya diam. Menunggu.

"Dia kakakmu!"

Seketika tubuh Trisna menegang, ku rasakan itu dari pegangan tangannya di lenganku, tapi itu hanya beberapa detik karena setelahnya tangan itu mengendur dan melepaskan diri. Trisna lalu menatapku, seolah ingin agar aku mengatakan bahwa semua itu tidak benar. Tapi karena aku tak bereaksi, maka perlahan buliran bening jatuh di pipinya. Ia sedikit menjauh dariku sambil menggeleng.

"Apa itu benar, Ken. Gadis itu Trisna?" tanya mama yang sudah berada di sampingku, aku hanya diam tak menyahut. Karena aku sendiri tak ingin membenarkan semua itu, tapi semua itu benar. Airmata mama juga mengalir deras begitu saja, ia menutup mulutnya dengan tangan lalu berlari keluar restoran, paling pergi ke mobil.

"Ini nggak benar kan pa, Ken bukan kakakku kan pa?" tangisnya,

"Dia darah papa, dari istri pertama papa, kalian itu satu darah. Kalian saudara, jadi kalian tidak boleh pacaran, apalagi menikah!" teriaknya,

"Tidak!" tangis Trisna yang membuat hatiku pedih, aku mencintainya dan dia...putri papaku, adikku!

"Ken, katakan ini bohong. Katakan semua ini nggak benar, kamu bukan kakak aku kan, kita akan menikah kan?" tangisnya sambil menggoyang lenganku. Tapi tiba-tiba pria itu menarik Trisna menjauh dariku, lalu pipiku tiba-tiba saja terlempar ke samping, pria itu menamparku. Hal itu sempat membuatku marah dengan memutar kepalaku menatapnya dengan garang pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun