"Kalau kamu nggak mau deket lagi sama aku ya nggak apa-apa, tapi nggak usah dong pake nyebarin itu?"
"Ga!"
"Aku nggak nyangka kalau kamu tega sama aku, kamu pembohong,"
"Arga!"
"Kamu pengkhianat!" teriaknya membuat Dila terbungkam, hanya aliran airmata yang menari di pipinya, "aku nggak mau ketemu lagi sama kamu!" katanya lalu pergi.
Dila masih diam, menatap punggung anak lelaki itu yang kian menjauh.
Esoknya Arga tidak masuk kelas, katanya demam karena kehujanan. Dila ingin sekali menjenguknya tapi ia tak berani karena Arga bilang tak mau lagi ketemu dengannya. Apalagi beberapa anak cowok yang dekat sama Arga juga menyalahkannya, mengatainya pengkhianat juga. Runi dan Ani sebagai sahabat yang sudah pasti percaya kalau Dila tak mungkin melakukan itu karena mereka tahu betul seperti apa artinya Arga buat Dila, mencoba menghibur.
Arga tidak masuk sekolah hingga satu minggu, lalu tiba-tiba malah terdengar kabar kalau Arga pindah keluar kota yang lebih jauh. Dila sangat terpukul karena harus berpisah dengan Arga dalam keadaan seperti ini, dalam kesalahpahaman yang belum terselesaikan. Bahkan Arga pergi tanpa satu pesanpun.
* * *
Januari 2016
 Angin berhembus sayu, jiwanya yang lembut menyentuh wajah Dila. Di sampingnya duduk pria yang sudah 16 tahun tak ia jumpai.