Liana membalikan tubuh, menatap punggung suaminya. Punggung yang ia senangi untuk menyandarkan kepalanya, meski saat ini hanya berjarak kurang dari dua meter tapi entah, rasanya tak bisa ia gapai.
Nicky membalikan tubuhnya sehingga kembali menemukan mata istrinya, wanita itu baru selesai mandi, rambutnya masih basah. Bahkan di bagian ujungnya masih menetes sisa airnya yang membuat piyama yang di kenakanmya basah. Dan wanita itu....
Terlihat sangat cantik sehabis mandi. Nicky memandangnya tanpa kedip, sudah hampir enam bulan ia tak permah melihat istrinya seperti itu. Kini ada di depannya hanya berjarak satu meter lebih, gejolak-gejolak yang menentang egonya mulai menyala, mengalirkan aliran aneh di setiap nadinya. Bahkan gemuruh di balik tulang rusuknya sulit untuk ia kendalikan, ingin rasanya ia meraih tubuh di depannya ke dalam rengkuhannya, mencium harumnya, menikmati setiap jengkalnya tanpa terlewat satu inchipun.
Tapi ia tak ingin menjatuhkan harga dirinya hanya demi mengungkapkan kerinduannya terhadap wanita itu, apalagi ketika bayangan Anthony Robert muncul di benaknya. Keinginan-keinginan akan rasa rindu itu memudar, menguap. Kini amarah mulai menjalari tiap alur nadinya, memikirkan tentang apa saja yang mungkin terjadi antara Anthony dan istrinya.
Liana juga masih diam mematung, lidahnya bahkan terasa kelu hingga membuatnya sakit.
"Aku tak sengaja melihatmu, jadi ku pikir....tak ada salahnya aku tahu dimana tempat tinggal barumu!"
Liana kembali di buat tercengang, jadi Nicky mengikutiku, itu artinya....dia melihatku bersama Anthony?
Liana mulai sedikit salah tingkah, Nicky memperhatikannya lebih seksama. Karena rambut Liana masih basah tentu saja benda itu jadi membentuk beberapa kelompok-kelompok, hal itu membuatnya bisa melihat ada sesuatu di bagian tulang pipi Liana sebelah kiri, seperti bekas luka. Nicky lebih mengamatinya untuk memastikan lalu bertanya,
"Kenapa wajahmu?"
Liana sadar akan pertanyaan itu, ia menyentuh pipinya lalu segera menutupinya dengan rambut poninya yang ia uraikan melebar. Dengan sedikit memalingkan wajah agar Nicky tak bisa melihatnya ia menjawab,
"Aku terjatuh, dan....dan terkena pecahan kaca!" sahutnya gugup, Nicky mengernyitkan dahi sebagai tanda kurang yakin. Tapi itu mungkin saja kan?