"Of course!"
* * *
Warung kopi itu sudah tutup ketika Rizal mampir, biasanya Liana akan menunggunya baru menutup warungnya lalu mereka pulang bersama, meski tidak seatap. Rizal memilih mengontrak di sebelah rumah Liana untuk lebih mudah mengontrolnya. Ia cukup tahu diri untuk tak tinggal satu rumah.
"Kenapa dia tidak menungguku?" desisnya heran.
Liana meletakan sendoknya ketika mendengar raungan bunyi hpnya, ia segera mengangkatnya karena itu Rizal.
"Halo!"
"Liana, kau dimana?"
"A-aku....sedang makan bersama teman!"
"Teman..., siapa. Aku bahkan tak tahu kau berteman?"
"Sebenarnya....mungkin bukan teman juga!" sahutnya sedikit gugup seraya melirik Anthony yang sedang menatapnya tanpa meletakan sendok dan garpunya.
"Apa itu....pria itu?"