Anthony menyimpulkan senyum di bibirnya, "harusnya aku yang bertanya, bagaimana jika ada yang mengenalimu?" katanya menatap Liana dalam. Liana diam tak menyahut,
"Seorang nyonya besar Harris yang harus menjadi pemilik warung kopi di pinggir jalan, atau.....mungkin ada beberapa klien atau rekan suamimu yang tak sengaja lewat dan mengenalimu. Kau tidak takut membuatnya malu?"
Liana masih diam menatapnya untuk beberapa saat sebelum menjawab,
"Aku akan membuatnya malu jika aku kembali mencopet di pasar, atau...menjadi pengemis. Aku rasa....apa yang aku lakukan sekarang itu lebih baik dari keduanya!"
Anthony cukup tercengang dengan jawaban wanita itu, Â ia mengangguk-angguk kecil perlahan. Lalu mengangkat cangkir kopinya kembali dan menyesapnya.
Beberapa orang berdiri dan membayar lalu menyingkir hingga di tempat itu hanya ada mereka berdua. Hening, hanya suara beberapa kendaraan lewat yang menggema, Liana sibuk membereskan meja dan membersihkannya.
"Apa malam ini kau punya waktu?" tanya Anthony tiba-tiba, membuat Liana tertegun memunggunginya. Ia menaruh gelas-gelas itu di wastafel lalu mencucinya seraya menjawab, "mungkin aku akan di rumah saja seperti biasa!"
"Ayolah Liana, kenapa sekali saja kau tak menerima ajakanku untuk dinner?"
Ada kediaman beberapa saat, hanya bunyi gelas beradu dan air mengalir.
"Karena itu tidak pantas ku lakukan!"
"Karena kau belum bercerai dengan Nicky!"