Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Broken Wings of Angel ~ The Wedding #Part 25

24 November 2015   10:52 Diperbarui: 24 November 2015   13:16 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nicky berhenti seketika, "aku tidak melakukan apapun!" belanya lalu menoleh ke arah Liana yang ketakutan, "Liana, kau tidak perlu takut. Kita tidak melakukan apapun, percayalah!" seru Rizal. Nicky melirik Liana yang terlihat syok, lalu pandangannya kembali ke Rizal.

"Tidak usah pura-pura suci, Jal. Bukankah dari dulu kau begitu menginginkan istriku!" geram Nicky, Rizal membelalak. Lalu ia berdiri di atas kakinya, menatap mata Nicky langsung ke dalam. Lalu ia melirik ke tempat Liana berada dan kembali ke Nicky.

"Ya, aku memang mencintai Liana. Dan aku sangat menginginkannya!" akunya, baik Liana maupun Nicky tercengang dengan pengakuan Rizal.

"Tapi tidak ada sedikitpun niat, aku....bertindak curang!" tegasnya, "aku memang mencintainya, cinta yang bahkan....mungkin tidak bisa kau samai!" sekali lagi Rizal melirik Liana, "tapi aku bersumpah, aku tidak pernah menyentuhnya. Karena aku akan lebih memilih mati....daripada harus menodainya!" geramnya, ia tahu ia memang tak melakukan apapun pada Liana karena dirinya pingsan begitupun Liana.

Rizal membalikan tubuhnya, "ingat Nicky, jika sekali saja dalam hidupmu kau pernah merasa mencintai Liana, jangan pernah mematahkannya, atau....aku akan merebutnya darimu!" tegas Rizal lalu beranjak pergi.

Nicky termangu diam, Rizal baru saja mengancamnya? Ia menyunggingkan senyum getir lalu berbalik menghadap istrinya. Menatapnya tajam, sorot mata Nicky begitu menusuk jantung Liana. Lebih mengerikan daripada sore itu, membuat mata Liana memanas sampai meleleh.

"Kenapa, kenapa Liana?" desisnya geram, Liana hanya diam menahan isaknya. "kau ingin balas dendam padaku?" tanyanya, Liana membelalak, "tapi kenapa harus kau bawa dia kemari?" teriaknya. Liana terkesiap, mulutnya bergetar hebat ketika sebuah suara meluncur, "Nicky, itu.....itu tidak benar. Kami....kami tidak melakukan apapun!"

"Tidak melakukan apapun," potongnya geram, "kalian tidur berdua di sini, di ranjang kita. Apa kau sudah tidak menghargaiku lagi?" lantangnya lebih keras dari sebelumnya, Liana hanya menggeleng dengan leleran airmatanya. Nafas Nicky terengah-engah, wajahnya merah padam, otot-otot di sekujur tubuhnya menegang, mencetak urat-urat di balik kulitnya.

"Nicky!"

"Cukup!" tudingnya, "kau...," Nicky menunjuknya dengan geram, giginya gemeretak. Tapi Nicky tak mengeluarkan apapun lagi dari mulutnya, ia malah berbalik dan melangkah keluar seraya membanting pintu kamar dengan kencang hingga membuat Liana tercekat.

Jaya sudah berdiri tak jauh dari pintu kamarnya, tapi tak ada siapapun selain pria itu. Mungkin teriakan Nicky tadi membangunkan banyak orang, tapi Jaya menyuruh mereka untuk kembali ke kamar masing-masing dan ke tempat mereka berjaga kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun