Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Broken Wings of Angel ~ The Wedding #Part 24

14 November 2015   23:17 Diperbarui: 15 November 2015   06:47 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang memindahkan tubuhnya ke kamar, Nickykah?

Liana menggeleng lalu keluar kamar, di depan kamarpun ia celingukan seperti orang asing saja di rumah sendiri. Ia pun hendak berjalan ke ruang kerja Nicky tetapi ia malah mendengar suara tangis bayi secara samar, kamar utama yang sekarang mereka tempati itu berada di dekat tangga, sementara kamar Nicky atau kamar mereka sebelumnya ada di lantai dua. Maka iapun naik saja karena sepertinya Nino sedang menangis, memangnya Ivana kemana, apakah ia tidak dengar putranya menangis?

Liana membuka pintu kamar yang sedikit terbuka itu, alangkah kagetnya ia ketika mendapati Nino berada di tepi ranjang, hampir jatuh sambil menangis keras. Liana pun segera menghampiri dan memungutnya ke dalam gendongannya, "ssst....sst...sst....," ia mencoba menenangkan anak itu, dan ternyata anak itu memang diam ketika dalam gendongannya. Ia menimang-nimang anak itu, tapi anak itu mulai menangis lagi.

"Kamu kenapa sayang, kamu pasti lapar ya. Aduh...Ivana kemana?" ia celingukan lagi, lalu ia membuka kamar mandi dan Ivana tak ada di sana, "ya udah, tante buatkan susu saja ya!" katanya berjalan ke meja yang sudah tersedia peralatannya, seperti termos, botol susu, kaleng susu bubuk dan juga air mineral. Ia segera saja meracik susu untuk anak itu dan memberikannya. Nino diam seketika saat mulai mengenyot dot botol susunya. Anak itu memang lapar rupanya.

Liana membawanya berjalan keluar kamar, menuruni tangga mencari Ivana. Niatnya mencari Nicky kini tertunda, Liana berjalan ke dapur dan tempat itu gelap, tanda tak ada siapapun. Lalu ia memutuskan untuk kembali mencari suaminya di ruang kerjanya. Tapi begitu sampai di sana ia melihat pintu ruang kerja Nicky tak tertutup sempurna, lampunya memang masih menyala. Iapun mendekatinya perlahan, entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang tidak enak dalam hatinya. Liana berhenti di depan pintu, jantungnya kini malah ikut berdebar tak karuan.

"Mmmmhhhfff," terdengar suara seperti itu yang Liana tangkap di telinganya, ia membenarkan posisi menggendong Nino dengan hanya satu tangan karena ia akan menggunakan tangan yang satunya lagi untuk membuka pintu. Perlahan ia mendorong pintu itu hingga terbuka lebar, pintu itu tak berderit sehingga dua orang di dalam sana tidak menyadari kedatangannya.

Tapi apa yang di temukannya sungguh membuatnya tercekat, wajahnya memutih seketika, tubuhnya sedikit gemetar menyaksikan pemandangan itu,

"Nicky!" desisnya,

Suara Liana membuat Nicky tersentak dan mendorong tubuh Ivana menjauh darinya, otomatis bibir mereka yang baru saja beradu harus terlepas. Nicky menoleh ke arah pintu, di sana istrinya berdiri menggendong seorang bocah lelaki, memandangnya dengan sorot yang aneh.

 

---Bersambung.....---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun