Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Broken Wings of Angel ~ The Wedding #Part 24

14 November 2015   23:17 Diperbarui: 15 November 2015   06:47 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rizal masih di dapur untuk melihatnya, ia bahkan bertekad tidak akan beranjak jika tubuh Liana masih teronggok di sana. Secara samar ia bisa mendengar suara sebuah mobil merapat di parkiran rumah, ia tahu itu Nicky dan iapun tak berniat pergi dari dapur.

Nicky menghentikan langkah ketika sampai di ruang makan secara perlahan, menemukan sesosok tubuh di sana. Kepalanya tergeletak di meja dan tubuhnya menggelantung duduk di kursi. Hidangan di meja makan masih rapi, hanya terlihat berkurang sedikit, iapun melangkah perlahan. Di samping kepala Liana terdapat seporsi makan malam yang belum tersentuh, wanita itu tidak mengisi perutnya karena menunggu dirinya pulang?

"Tuan, kau sudah pul...ang!" seru Jaya yang di hentikan oleh telapak tangan Nicky yang terangkat ke atas, mata Nicky tidak beranjak dari tubuh istrinya.

"Kenapa kau biarkan dia tidur di sini?" desisnya,

"Aku sudah meminta nyonya untuk beristirahat di dalam. Tapi nyonya menolak dan tetap ingin menunggumu!"

"Kau bisa membujuknya kan?" seru Nicky sedikit kesal, sekarang malah Jaya yang menatapnya tajam seraya mendengus kesal.

"Tuan Nicky, maaf. Kau sudah bukan lagi pria lajang yang bisa pulang larut malam seenaknya tanpa menghiraukan istrimu yang cemas menunggu!" Nicky menatap Jaya karena omelan itu, "apa kau tahu, kemarin malam bahkan istrimu tidur di ruang tamu sampai pagi hanya untuk menunggumu, dan entah...apa saja yang kau lakukan di luar sana!" hardik Jaya, "jujur, ini membuatku kecewa!" lanjutnya lalu memutar langkah meninggalkam ruangan itu. Ia berbicara seolah ia adalah seorang ayah dan Nicky adalah putranya, ia tahu ia sudah lancang. Dan jika pun Nicky akan marah terhadapnya karena itu, ia tak peduli. Lagipula, ia yang paling tahu kelakuan anak itu semenjak masih bayi.

Nicky terpaku, kalimat Jaya begitu mengena di jantungnya. Jaya bilang dia kecewa, apakah sekarang seperti itu juga yang di rasakan kakeknya, kecewa juga padanya?

Ia kembali menatap tubuh Liana, lalu melangkah perlahan. Ia mencoba merangkakan tangannya ke pipi wanita itu, dan ternyata itu tak mengganggunya, itu artinya tidurnya sudah cukup lelap. Ia pun melirik jam di dinding, ternyata sudah hampir tengah malam. Ia kembali menatap wajah istrinya lalu memungut tubuhnya, membawanya ke dalam gendongannya dan berjalan ke kamar. Ia meletakan tubuh Liana pelan-pelan di kasur, Liana menggerakan tubuhnya, sempat membuat Nicky tercekat. Tetapi ternyata wanita itu hanya menggeser tubuhnya saja, ia masih terlelap. Nicky menarik selimut hingga ke leher istrinya, lalu menarik diri. Berdiri memandanginya cukup lama, lalu ia melepaskan jaketnya, menyandarkannya di sandaran kursi lalu masuk ke dalam kamar mandi.

* * *

Liana menggeliat pelan di bawah selimut, menggerakan tubuhnya seraya membuka mata perlahan. Ia mulai sadar kalau dirinya berbaring di tempat tidur, lalu ia mencoba mengingat apa yang terjadi, ya ia ingat bahwa ia sedang menunggu Nicky di meja makan. Iapun segera bangkit dan celingukan hingga menemukan jaket yang sore tadi Nicky kenakan sudah ada di kursi. Iapun meluncur daei ranjang mendekati jaket itu, merabanya. Benar, itu jaket yang Nicky kenakan sore tadi, itu artinya Nicky sudah pulang. Tak ada suara di kamar mandi, berarti Nicky tak ada di dalam sana, tapi tunggu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun